Senin, 30 Januari 2012

Kata Mereka: Ahmadiyah adalah Islam Sejati

Kata Mereka: Ahmadiyah adalah Islam Sejati

“Ahmadiyah adalah Islam sejati dan Islam yang hakiki ini hanya bisa berkembang melalui Ahmadiyah ini. Saya baru melihat Islam yang sebenarnya melalui Ahmadiyah, dan sebelum ini saya tidak pernah melihat ajaran seperti ini ditampilkan oleh kelompok-kelompok Islam lainnya. Dan apa yang mereka tampilkan adalah persaudaraan sejati, keikhlasan dan pengkhidmatan insaniyyat. Semuanya merupakan asas kehidupan bermasyarakat yang paling penting sekali. Orang-orang Ahmadiyah adalah perwujudan dari slogan Love for all hatred for none. Semua mazhab atau agama harus mengambil teladan dari mereka ini. (Menteri Luar Negeri dari Benin (Afrika) Dr H. Alexander (seorang Kristen)


***
Sekarang saya akan mengemukakan beberapa kesan-kesan yang dikemukakan oleh beberapa orang tamu yang belum masuk ke dalam Jamaah Ahmadiyah, namun mereka ikut serta di dalam Jalsah kita ini karena mereka mempunyai hubungan erat dengan Ahmadiyah, mereka telah mendapat kesempatan untuk menghadiri Jalsah ini. Mereka terkesan oleh keterampilan dan dedikasi para petugas Jalsah dan juga sangat terkesan oleh suasana Jalsah yang mengagumkan. Demikian juga orang-orang Ahmadi yang baru pertama kali menghadiri Jalsah di sini sehingga menimbulkan perubahan dan kesan baru dan segar di dalam kehidupan mereka.

Pertama-tama seorang President of Carel Marck Party di Swedia bernama Roger Caliph, beliau berpidato di dalam Jalsah mengatakan: "Di Swedia sering saya menghadiri berbagai macam pertemuan selain pertemuan yang diselenggarakan oleh partai saya sendiri juga, saya sering menghadiri jalsah-jalsah atau convention juga, banyak orang-orang asing yang hadir di dalamnya, namun suasana kecintaan dan persahabatan diantara berbagai bangsa yang hadir dan bermacam ragam pakaian para peserta, tidak pernah saya lihat seperti disini, dan khasnya setelah mereka mengikuti acara begitu panjang dan lama, ketika mereka keluar dari markee tidak nampak seorang pun yang merasa letih atau lelah, saya lihat mereka bertemu satu-sama lain disetiap kesempatan dengan rasa cinta dan persahabatan yang sangat mengesankan sehingga perasaan lelah dan letih sama sekali tidak mempengaruhi mereka. Orang Swedia ini seorang politisi berumur 75 tahun mengatakan bahwa selama tiga hari saya menyaksikan suasana pergaulan yang sangat akrab dan saling mencintai sesama yang lain dan saya lihat di Jalsah Gah, satu waktu mereka berdiri bersama-sama dan satu waktu mereka duduk kemudian pergi dari sana bersama-sama pula. Selama 75 tahun saya tidak pernah menyaksikan dan menikmati pertemuan seperti ini, begitu akrab dan terasa hangatnya saling hormat-menghormati satu-sama lain.”


Sesudah itu seorang Professor dari Kazakistan, telah menulis bahwa pertemuan Jema’at Ahmadiyah ini telah berjaya, sukses menampilkan keindahan dan ketinggian ajaran Islam dan mengajarkan saling menghormati terhadap sesama pandangan dan ajaran agama atau mazhab lain. Dan usaha semacam ini tidak diragukan lagi akan memperoleh kejayaan. Semoga Allah swt memberi kemajuan dan kejayaan kepada Jema’at Ahmadiyah. Kami pertama kali datang kesini dan tidak terbayangkan sedikit pun bahwa kami akan disambut dan dihormati seperti ini, dan kami alami selama tiga hari disini.

Seorang proffessor lagi dari Kazakistan juga yang menulis katanya, “Saya sangat terkesan oleh ajaran Ahmadiyah dan ini merupakan langkah pertama bagi saya. Dan saya sudah ketahui ajaran-ajaran Ahmadiyyah ini yang betul-betul menanamkan simpati insaniyyat, aman-damai, dan saling hormat-menghormati satu sama lain dan menaruh rasa hormat terhadap semua para Anbiya. Mereka siap mengemban tugas untuk menyampaikan amanat itu ke segenap penjuru dunia. Dengan menghadiri Jalsah Salanah ini nampaklah bahwa dalam pandangan Jema’at Ahmadiyah menghargai semua makhluq dan menaruh simpati kepada mereka adalah perkara yang penting sekali. Dari pembicaraan dengan para delegasi dari berbagai negara, saya mengetahui bahwa Jema’at Ahmadiyah banyak membantu negara-negara miskin di dunia yang sangat memerlukan bantuan dalam pembangunan sekolah, hospital, perpustakaan dan sarana-sarana umum lainnya. Dan bantuan seperti itu semua sangat penting sekali. Saya menyaksikan keindahan akhlaq mereka merupakan hal yang sangat istimewa sekali. Orang-orang Ahmadi yang datang dari berbagai negara untuk menghadiri Jalsah Salanah ini sangat memahmi ajaran Hazrat Mirza Ghulam Ahmad dan aktif mengamalkannya. Dan kami menyadari bahwa melayani dan mengkhidmati puluhan ribu orang tamu adalah pekerjaan yang sangat susah sekali. Sedangkan mereka yang melaksanakan tugas di dalam Jalsah Salanah ini hanya mengharapkan keridhaan dari Tuhan mereka.”

Demikianlah pandangan seorang tamu ini yang harus selalu diingat, bahwa semua para petugas Jalsah Salanah mengkhidmati para tamu semata-mata demi meraih keridhaan Allah swt. Selain itu seorang perempuan dari Kazakistan menyampaikan pernyataannya, “Perangai dan perilaku orang-orang yang melayani kami sebagai tamu demikian baiknya seakan-akan kami ini tamu-tamu yang telah lama mereka tunggu-tunggu kedatangan kami. Keadaan dan keperluan-keperluan kami sangat diperhatikan oleh mereka. Kami dengan hati ikhlas mendo’akan untuk kemajuan Jema’at Ahmadiyah ini dan semoga ajaran hakikinya berkembang dengan pesat hingga menembus kota-kota dan kampung-kampung di seluruh pelosok dunia.”

Seorang Menteri Luar Negeri dari Benin (Afrika) Dr H. Alexander (seorang Kristen), di waktu saya mengunjungi negaranya beliau ini sengaja datang menyambut saya, dan sejak itulah terjadi persahabatan yang akrab dengan beliau. Beliau menulis: “Ahmadiyah adalah Islam sejati dan Islam yang hakiki ini hanya bisa berkembang melalui Ahmadiyah ini. Saya baru melihat Islam yang sebenarnya melalui Ahmadiyah, dan sebelum ini saya tidak pernah melihat ajaran seperti ini ditampilkan oleh kelompok-kelompok Islam lainnya. Dan apa yang mereka tampilkan adalah persaudaraan sejati, keikhlasan dan pengkhidmatan insaniyyat. Semuanya merupakan asas kehidupan bermasyarakat yang paling penting sekali. Orang-orang Ahmadiyah adalah perwujudan dari slogan Love for all hatred for none. Semua mazhab atau agama harus mengambil teladan dari mereka ini. Mula-mula saya tidak yakin bahwa jumlah peserta Jalsah mencapai tigapuluh ribu atau lebih, tetapi setelah saya menyaksikan sendiri, keadaannya betul-betul sangat mengagumkan. Melayani puluhan ribu tamu, makan-minumnya, akomodasinya, dan segala jenis keperluan mereka bukan pekerjaan yang mudah. Mereka telah menunjukkan pengkhidmatan yang sangat luar biasa dengan air muka ceria, ramah-tamah dan sangat sopan-santun terhadap sesama seakan-akan mereka ini bukan makhluk biasa melainkan para malaikat telah turun dari langit dan tinggal di atas bumi ini. Dalam pengaturan pelayanan diikut sertakan anak-anak kecil juga yang nampaknya sudah dilatih dengan cermat sehingga mereka sangat lucu dan manis dalam mengkidmati dan melayani para tamu. Alangkah baiknya jika keadaan anak-anak seperti ini juga terdapat di negara kami Benin, sehingga manusia akan mengenang mereka sepanjang hayat. Saya menyaksikan suatu kelompok para pemuda Ahmadiyah yang sangat bersahabat dan giat menciptakan suasana aman damai, keadaan seperti ini tidak terdapat dinegara kami Benin. ”Beliau menulis lagi: “Pada detik-detik bai’at Internasional dan mendengar pidato penutupan dari Huzur, saya menyaksikan dunia telah berubah (padahal beliau seorang Kristen) dan saya berharap semoga Islam ditakirkan menjadi agama kami semua dan menjadi sarana hidayah bagi kami. Di waktu bai’at Internasional saya menyaksikan orang-orang menangis sambil menyapu air mata yang bercucuran membasahi muka mereka. Saya merasakan ada sesuatu sedang turun dari langit kepada mereka dan kami pun termasuk di antara mereka. Saya ingin cepat kembali ke negeri saya Benin dan memberi tahu kepada orang-orang di negeri saya bahwa hanya Ahmadiyah-lah yang bisa menjadi tempat bernaung bagi manusia untuk menjalani kehidupan aman damai didunia. Kehidupan yang aman tenteram tidak ada rasa takut di dalamnya dan dari segi lain Jema’at inilah yang bisa menjalin kita dengan Tuhan. Hamba Allah yang benar apabila berjalan menyampaikan amanat kebenaran kepada manusia pasti banyak manusia yang menentang dan merintanginya. Akan tetapi apabila saya sudah sampai kembali kenegeri saya Benin maka tidak akan ada masalah bagi Jema’at di sana. Akhirnya beliau berkata kepada saya: “Di Benin juga sudah ada anak Tuan.”

Dari Siera Leone (Afrika Timur) Chief Justice Abdullah Shiekh Fuhana menulis: “Jalsah Salanah yang sangat luar biasa ini akan selalu menjadi kenangan bagi kami. Banyak tamu datang dari berbagai negara yang berlaku seperti saudara kandung sendiri, sama-sama menunaikan sembahyang dan sama-sama berdo’a untuk kemajuan Islam.”

Seorang Gubernur dari Burkina Faso telah menulis: “Saya yang lemah ini telah datang menghadiri Jalsah ini sebagai wakil dari negeri saya dan saya menyatakan rasa penuh simpati kepada Pemimpin Jema’at Ahmadiyah. Di dalam Jalsah ini tidak ragu lagi saya telah menyaksikan berbagai macam bangsa di dunia dan telah duduk bersama-sama di dalam Jalsah ini. Semua sangat menghormati hak sesama insan. Di dalam Jalsah yang sedang berlangsung ini tidak ada sebarang perbedaan ras atau keturunan dan bangsa, semua menjadi satu. Motto Ahmadiyah “ Love for all hatred for none” sangat jelas sekali tengah mereka amalkan. Hendaknya bangsa-bangsa di seluruh dunia mengambil faedah dan mengambil contoh dari motto tersebut. Jema’at Ahmadiyah yang dipandang dengan hormat dan kebesaran diseluruh negeri kami, dalam tempo hanya dua puluh tahun saja Jema’at Ahmadiyah telah menawan hati rakyat Burkina Faso sampai ke pelosok-pelosok negeri. Kami telah mengenal betul Ahmadiyah ini mengkhidmati insaniyat tanpa pilih keturunan, kepercayaan, dan warna kulit. Jema’at Ahmadiyah bukan hanya menyediakan santapan ruhani belaka bahkan setiap keperluan jasmani manusia juga, dan dalam menyediakannya senantiasa berdiri dibaris paling depan. Karena Ahmadiyah telah banyak membantu menyediakan sarana pendidikan, sarana air minum, sarana kesehatan yang sangat baik sekali maka pada kesempatan Hari Kebangsaan Kepala Negara Burkina Faso telah menganugerahkan medali mas sebagai penghargaan kepada Jema’at Ahmadiyah.”

Sesungguhnya kita berkhidmat kepada siapa pun dan di mana pun bukan untuk memperoleh suatu penghargaan melainkan demi kepentingan kemanusiaan. Demikianlah perasaan hati para pengkhidmat dan para petugas Jalsah Salanah juga.

Setelah itu Mrs Ibrahim Jama Garba seorang Niger dari Miami mengatakan: “Saya sangat terkesan oleh motto “Love for all hatred for none” saya menyaksikan semua orang Ahmadi tua-muda besar-kecil mempunyai perilaku yang sama terhadap semua pendatang dari berbagai tempat di dunia yang terdiri dari berbagai jenis bangsa, agama dan warna kulit mereka. Mereka memperlihatkan kecintaan kepada semua. Kami merasa sangat terkesan oleh perhatian dan pelayanan mereka yang sangat baik kepada kami yang tidak mungkin bisa kami lupakan sepanjang hidup kami.

Seorang Ahmadi dari Amerika bernama Nuruddin Sahib mengatakan; Saya pertama kali datang menghadiri Jalsah disini, melihat perilaku sangat baik dan menyenangkan dari para petugas tidak kuasa menahan air mata bercucuran. Dan saya pun mulai menangis karena sangat terharu mengenang kepada kebaikan Tuhan yang luar biasa ini. Saya berjanji tidak lama lagi akan menulis sebuah buku tentang pengalaman yang saya saksikan dan peroleh di sini. Lidah saya tidak kuasa untuk menguraikan apa yang terkandung di dalam perasaan hati saya. Sebab mengungkapkan kemurahan, kasih sayang dan rahmat Tuhan merupakan pekerjaan yang sungguh sulit sekali. Saya ingin kembali ke Amerika setelah banyak meminum air ruhani, saya akan bertobat dari semua dosa dan akan saya tinggalkan semua keburukan saya, dan saya akan berusaha sekuat tenaga untuk menyampaikan amanat Hazrat Rasulullah saw dan Guhlam Sadiq beliau, Hazrat Masih Mau’ud a.s. kepada orang lain.”

Honorable Mrs Soad Rujuk, Muslimah Member of Parlement Belgium dan beliau berasal dari keturunan Arab Moroko, beliau telah memberi sambutan juga di dalam Jalsah ini, mengatakan; “Menghadiri Jalsah ini merupakan pengalaman pertama yang tidak pernah saya pikirkan sebelumnya, saya duduk berdampingan dengan Hazrat Begum Sahibah dan beliau menjelaskan kepada saya tentang wafat Nabi Isa a.s., mengenai kemuliaan dan keagungan Hazrat Rasulullah saw dan mengenai kedatangan Hazrat Imam Mahdi Masih Mau’ud a.s dan tentang Jema’at Ahmadiyah, lebih kurang setengah jam saya mendengar penjelasan dari beliau. Sesudah itu saya dipertemukan dengan seorang muballigh dan saya duduk dekat beliau. Beliau memberi penjelasan demikian meresapnya di dalam pikiran saya sehingga hati dan pikiran saya sudah berobah total. Karena saya ingin mendapat penjelasan lebih lanjut tentang Imam Mahdi a.s. saya duduk sampai tengah malam mendengarkan penjelasan dari beliau. Setelah mengenal Ahmadiyah adalah Islam hakiki, saya telah mendapatkan kehidupan baru dari Allah swt. Melihat masa depan Ahmadiyah demikian cerah dan gamblang saya ingin terus mendapat penjelasan tentang Imam Mahdi dan Jema’at Ahmadiyah. Dan jika Tuhan menghendaki saya akan masuk ke dalam Jema’at Ahmadiyah. Dan bukan hanya saya saja yang akan masuk kedalam Jema’at Ahmadiyah melainkan semua saudara saya, Ibu bapak saya dan semua teman dan kerabat yang dekat dengan saya akan saya bawa sama-sama masuk ke dalam Jema’at Ahmadiyah ini. Ketika saya mendengar pidato penutupan Huzur yang berkaitan dengan orang-orang Ahmadi Bangsa Arab, Huzur mengatakan: “Kalian bangunlah!! Ini kewajiban kalian semua untuk menyampaikan amanat Hazrat Imam Mahdi a.s. dan pergilah ke Mekkah dan panjatkanlah banyak-banyak do’a di sana!” Pada waktu itu saya sangat terharu dan menangis sambil mencucurkan air mata yang tak tertahankan, sebab saya juga seorang perempuan asal bangsa Arab dan sehari sebelumnya Hazrat Begum Sahibah telah menjelaskan kepada saya tentang kebenaran Hazrat Imam Mahdi a.s. dan perlunya seorang Imam Zaman yang sangat mengesankan hati saya. Sekali pun di banyak negara orang-orang Ahmadiyah sedang diperlakukan dengan zalim dan biadab, namun saya berjanji pada Jalsah tahun depan saya akan datang kembali ke sini dan tidak akan sendirian melainkan dengan membawa para anggauta parlemen juga.”

Jadi hal itu semua merupakan karunia Allah swt dan merupakan buah dari tabligh secara diam-diam atau secara perorangan yang tidak nampak kepada orang lain. Banyak orang terkesan dengan menyaksikan suasana Jalsah disini merupakan tabligh juga, ada juga khuddam yang bertabligh secara perorangan terhadap supir bis bangsa Iran menjelaskan tentang wafat Nabi Isa a.s. dan tentang kedatangan Hazrat Masih Mau’ud a.s. semua ini merupakan kesempatan tabligh yang sangat baik sebagai karunia Allah swt dan natijahnya akan timbul setelah beberapa waktu kemudian.

Seorang perempuan Ahmadi mengatakan saya pertama kali menghadiri Jalsah disini dan perasaan serta kesan yang menguasai pikiran saya tidak bisa dizahirkan dengan kata-kata. Menyaksikan keagungan Jalsah ini, keindahannya, pengaturannya dan menyaksikan perangai serta perilaku para petugas yang menjalankan duty mereka dengan semangat dedikasi, serentak timbul pertanyaan di dalam hati saya : “Siapakah di dunia ini yang bisa melakukan pekerjaan seperti ini, siapa yang bisa melayani tamu yang jumlahnya begitu banyak, siapa yang bisa menghimpun puluhan ribu hati manusia menjadi satu, jawabannya hanya satu adalah Tangan Tuhan dan Tangan Dialah Yang kuasa untuk menanamkan kecintaan di dalam hati manusia. Dan Dialah Yang memberi kemudahan di dalam semua pekerjaan. Duduk di tengah-tengah para peserta Jalsah keadaan diri terasa berobah secara total dan timbul kesan yang sangat dalam dan kuat di dalam hati saya yang membangkitkan semangat iman. Badan saya terasa gemetar dan air mata pun tak tertahan mengalir membasahi muka saya. Rahmat Tuhan nampak turun di semua ufuk (penjuru), hati runduk merebah dan sujud di haribaan Tuhan Maha Kuasa, sambil memohon ampun dari segala dosa yang pernah saya lakukan, sehingga saya merasa bahwa jarak perjalanan menuju akhirat sudah terasa sangat dekat sekali.”

Seorang perempuan Ahmadi bernama Riza Begum Sahibah, menulis: “Pada acara akhir Jalsah Salanah, perasaan hati saya mengatakan, apabila saya sudah kembali ke Mesir, saya akan berkata sambil berteriak kepada orang-orang di sana: Hai ummat Rasulullah (saw) bangunlah dari tidur kalian, sekarang Imam Mahdi kalian sudah datang dan tanda-tanda akhir zaman sudah zahir semuanya dan cepatlah bangkit untuk menyelidiki kebenarannya.”

Seorang perempuan bernama Azizah Amano Ode Sahibah mengatakan, saya baru pertama kali menghadiri Jalsah ini, saya sangat terkesan dan sangat merasa heran menyaksikan bagaimana mengatur tamu begitu banyak dalam satu waktu dilayani dan dikhidmati dengan baik dan teratur sekali.”

Muflih Audah berkata: “Liputan Jalsah Salanah sangat baik sekali dan saya sangat terkesan oleh pelayanan dan kebaikan dari para petugas Jalsah, sungguh menakjubkan. Semua pertanyaan yang timbul di dalam benak saya sepanjang tahun telah terjawab semua setelah saya mengikuti semua acara Jalsah Salanah ini.”

Ibrahim Kazak Sahib berkata: “Saya merasa Jalsah ini telah berlangsung sangat istimewa sekali bagi Bangsa-bangsa Arab, sehingga semua kebohongan dan tipu daya mereka akan zahir dan akhirnya insya Allah orang-orang Arab secara berbondong-bondong akan menggabungkan diri dengan Jema’at Ahmadiyah laksana sebuah bendungan telah terbongkar dan runtuh. Kecongkakan dan kesombongan para penentang akan dipatahkan. Dan tidak lama lagi masanya bendera Imam Mahdi akan berkibar dengan megah di seluruh dataran negeri Arab. Dan ilham dari Allah swt kepada Hazrat Masih Mau’ud a.s. ini : ??????????? ????????? ????????? ?? ????????? ???????? Yusolluna ‘alaihal arab wa abdalusy syam Mereka akan menyampaikan selawat kepadanya dan juga para tokoh agama negeri Syam. akan segera sempurna dengan cemerlang dan semarak.

Banyak sekali surat-surat khasnya dari negara-negara Arab telah diterima yang isinya menyampaikan ucapan tahniyah atau selamat dan mubarak atas berlangsungnya Jalsah Salanah dengan penuh suksess, sehingga zahir sekali bahwa karunia Allah swt telah turun secara khas di atas Jalsah Salanah ini. Disini telah berhimpun berbagai jenis bangsa dan para hamba sahaya Hazrat Masih dan Mahdi a.s. sibuk berusaha demi meningkatkan keruhanian mereka. Dan mereka sedang berderap maju dengan semangat keruhanian baru. Pesan dan kesan serta ucapan selamat dan mubarak berdatangan dari setiap penjuru dunia sangat banyak sekali jumlahnya, sangat menggugah perasaan dan mengharukan sehingga tidak mungkin bisa dizahirkan secara lisan. Sesuai dengan janji Allah swt kecintaan dan cinta kasih terhadap Hazrat Masih Mau’ud a.s. telah ditanamkan di dalam hati para pengikut beliau a.s. yang pada zaman sekarang ini tidak ada duanya di seluruh dunia. Dan selain kepada beliau mereka sangat mencintai Khilafat juga. Semoga Allah swt meningkatkan terus keikhlasan dan kecintaan ini di dalam hati kita semua. Dan semoga rasa syukur terhadap nikmat-nikmt Allah swt lebih nampak dari masa sebelumnya. Dan semoga pusat kecintaan kita semua terletak pada Zat Allah swt. Untuk itu semua semoga Allah swt memberi taufiq kepada kita, Amin !!

sumber: tamanjati.blogspot.com

Kamis, 19 Januari 2012

APAKAH AHMADIYAH ITU ?

Jemaat Ahmadiyah adalah suatu Organisasi Islam yang didirikan oleh Hazrat Mirza Ghulam Ahmad as. pada tahun 1889, atas perintah Allah Ta’ala. Ahmadiyah bukanlah suatu agama. Agamanya adalah ISLAM. Jemaat Ahmadiyah menjunjung tinggi Kalimah Syahadat “Laa ilaha Illallah, Muhammadur-rasulullah“. Jemaat Ahmadiyah bersaksi bahwasanya tiada tuhan melainkan Allah dan Muhammad itu adalah rasul Allah.

Jemaat Ahmadiyah menjunjung tinggi kitab suci Al-Quran sebagai Kitab Syariat terakhir yang paling sempurna, hingga kiamat.

Jemaat Ahmadiyah menjunjung tinggi Sayyidina Muhammad Mustafa Rasulullah shallallahu alaihi wa’aalihi wassallam sebagai Khataman-nabiyyiyn yang merupakan penghulu dari sekalian nabi dan nabi yang paling mulia. Beliau adalah nabi pembawa syariat terakhir. Penutup pintu kenabian tasyri’i. Tidak ada lagi nabi pembawa syariat baru sesudah Rasulullah saw.
Nama Ahmadiyah berasal dari nama sifat Rasulullah saw. — Ahmad (yang terpuji). Yakni yang menggambarkan suatu keindahan/kelembutan. Zaman sekarang ini adalah zaman penyebar-luasan amanat yang diemban Rasulullah saw. dan merupakan zaman penyiaran sanjungan pujian terhadap Allah Ta’ala. Era penampakkan sifat Ahmadiyah Rasulullah saw.. (Da’watul Amir, M.Bashiruddin Mahmud Ahmad, edisi terj.Bhs.Indonesia, 1989,h.2)
Tujuan Jemaat Ahmadiyah adalah Yuhyiddiyna wayuqiymus-syariah. Menghidupkan kembali agama Islam, dan menegakkan kembali Syariat Qur’aniah.

Dalam arti yang lebih mendalam adalah untuk menghimbau ummat manusia kepada Allah Ta’ala dengan memperkenalkan mereka sosok sejati Rasulullah saw., dan menciptakan perdamaian serta persatuan antar berbagai kalangan manusia. Ahmadiyah berusaha menghapuskan segala kendala yang timbul karena perbedaan ras dan warna kulit sehingga umat manusia dapat bersatu dan mengupayakan perdamaian semesta.

Kami beriman bahwa Allah itu Mahaesa dan tidak mempunyai sekutu dalam zat-Nya maupun dalam sifat-sifat-Nya, dan tidak dilahirkan maupun melahirkan. Dia bebas dari segala jenis kekurangan dan kelemahan dan sempurna di dalam segala sifat-Nya. Dia mengabulkan doa-doa para hamba-Nya dan membantu mereka dalam memenuhi segala keperluan mereka. Nikmat-nikmat-Nya, baik secara materi ataupun rohani, tidak terbatas, dan tidak hanya dilimpahkan kepada suatu bangsa atau kaum tertentu. Jemaat Ahmadiyah menganggap sebagai kewajibannya untuk mengimbau umat manusia menerima Tauhid Ilahi, sebab, penerimaan Tauhid Ilahi dapat mewujudkan perdamaian dan persatuan diantara umat manusia.

Kami percaya bahwa semua agama besar pada awalnya mempunyai landasan kebenaran dan masih mengandung banyak nilai keindahan. Kami menolak dan menyangkal sikap yang menyatakan bahwa tidak ada agama selain agamanya sendiri yang mengandung suatu kebenaran atau nilai keindahan. Kendatipun demikian, kami menganggap sebagai kewajiban kami untuk mengumandangkan bahwasanya Islam mengandung tuntunan Samawi dengan bentuknya yang utuh dan sempurna guna membimbing umat manusia mencapai hubungan kedekatan dengan Allah Ta’ala.

Kami menjunjung tinggi kebebasan suara hati lebih dari segala kemerdekaan dan sebagai hak-hidup setiap makhluk manusia. Kami memandang tidak ada dosa yang begitu keji seperti tindakan paksa atau kekerasan dalam urusan agama. Kami memandang haram untuk berperang atau memerangi pemerintah atau bangsa yang memberi kemerdekaan penuh kepada penyuaraan kata hati dan agama orang-orang yang menghuni wilayah-wilayahnya. Kami memandang orang-orang Islam yang mensahkan perang disebabkan perbedaan dalam urusan agama adalah sebagai kesalahan besar dalam memegang akidah yang sama-sekali tidak sesuai dengan jiwa agama Islam yang hakiki ini.
Kami menganggap sebagai kewajiban agama yang pokok untuk mentaati sepenuhnya undang-undang dan peraturan pemerintah tempat kami bernaung. Kami memandang pemberontakan dan pembangkangan terhadap pemerintah yang berkuasa sebagai sesuatu yang sama-sekali tidak dibenarkan dan bertentangan dengan ajaran Islam. Kami memegang prinsip ini dengan seteguh-teguhnya dimana pun kami berada.

Kami percaya bahwa janji Tuhan yang diberikan-Nya kepada umat manusia melalui semua agama besar mengenai turunnya seorang nabi di akhir zaman telah menjadi kenyataan di dalam diri Hz.Mirza Ghulam Ahmad as., pendiri Jemaat Ahmadiyah. Beliau adalah Almasih yang ditunggu-tunggu oleh umat Kristen; Imam Mahdi yang ditunggu-tunggu oleh umat Islam; dan Krishna yang dinanti-nantikan oleh umat Hindu. (Dikutip dari: Akidah Dan Tujuan Jemaat Ahmadiyah; Suvenir Peringatan Seabad Gerhana Bulan & Gerhana Matahari 1894-1994, Jemaat Ahmadiyah Indonesia, 1994, h.46-47).

Sumber (http://www.alislam.org/indonesia/latar.html)

Selasa, 17 Januari 2012

Nama – Nama Latin Flora (Tumbuhan)

1.    Nama Tanaman Hias atau Bunga dan Nama Latin
* Anggrek Bulan (Phalaenopsis amabilis)
* Anggrek Hitam (Coelogyne pandurata)
* Anggrek Tebu (Grammatophyllum speciosum)
* Bunga Bangkai (Amorphpophallus titanium)
* Cempaka Putih (Michelia alba)
* Cempaka Kuning (Michelia champaka)
* Cempaka Telor (Magnolia coco)
* Edelweis Jawa (Anaphalis javanica)
* Kenanga (Cananga odorata)
* Melati Gambir (Jasminum pubescens)
* Melati Putih (Jasminus sambac)
* Nibung (Oncosperma tigillarium)

2.    Nama Tumbuhan Obat dan Nama Latin
* Ciplukan (Physalis angulata)
* Gambir (Uncaria gambir)
* Mengkudu (Morinda citrifolia)
* Sirih (Piper betle)
* Zodia (Evodia suaveolens)

3.    Nama Tumbuhan Buah dan Nama Latin
* Alpukat (Persea americana)
* Apel (Pyrus malus)
* Belimbing Manis (Averrhoa carambola)
* Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi)
* Ceremai (Phyllanthus acidus)
* Delima (Punica granatum)
* Durian (Durio zibethinus)
* Duwet (Syzygium cumini)
* Gayam (Inocarpus fagiferus)
* Jambu Air (Eugenia aquea)
* Jeruk Manis (Citrus sinensis)
* Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia)
* Kasturi (Mangifera casturi)
* Kawista (Limonia acidissima)
* Kedoya (Dysoxylum gaudichaudianum)
* Kemang (Mangifera kemanga)
* Kelapa (Cocos nucifera)
* Kepa (Syzygium polycephalum)
* Kepel (Stelechocarpus burahol)
* Kersen (Muntingia calabura)
* Korma rawa (Phoenix paludosa)
* Lontar (Borassus flabellifer)
* Mangga (Mangifera indica)
* Manggis (Garcinia mangostana)
* Matoa (Pometia pinnata)
* Menteng (Baccaurea racemosa)
* Mundu (Garcinia dulcis)
* Nam Nam (Cynometra cauliflora)
* Nangka (Artocarpus heterophyllus)
* Pisang (Musa paradisiaca)
* Pepaya (Carica papaya)
* Rambutan (Nephelium lappaceum)
* Salak (Salacca zalacca)
* Sawo Kecik (Manilkara kauki)
* Sawo Manila (Manilkara zapota)

4.    Nama Tanaman Keras dan Nama Latin
* Ajan Kelicung (Diospyros macrophylla)
* Andalas (Morus macroura)
* Baobab (Adansonia Digitata)
* Bintaro (Cerbera manghas)
* Eboni (Diospyros celebica)
* Gaharu (Aquilaria moluccensis)
* Gandaria (Bouea macrophylla)
* Jati (Tectona grandis)
* Karet (Hevea braziliensis)
* Kapuk Randu (Ceiba pentandra)
* Kenari (Canarium ovatum)
* Kendal (Cordia bantamensis)
* Kepuh (Sterculia foetida)
* Kokoleceran (Vatica bantamensis)
* Limpasu (Baccaurea lanceolata)
* Maja (Aegle marmelos)
* Majegau (Dysoxylum densiflorum)
* Nagasari (Palaquium rostratum)
* Trembesi (Albizia saman Sin. Samanea saman)

5.    Nama Tanaman Umbi dan Rimpang dan Nama Latin
* Jahe (Zingiber officinale)
* Bengkuang (Pachyrhizus erosus)
* Garut (Maranta arundinacea)
* Ganyong (Canna edulis)
* Kedawung (Parkia roxburghii)
* Lengkuas (Alpinia galanga)
* Singkong (Manihot esculenta)
* Ubi Jalar (Ipomoea batatas)
6.    Tumbuhan Rempah dan Nama Latin
1. Asam Jawa (Tamarindus indica)
2. Bawang Merah (Allium cepa)
3. Bawang Putih (Allium sativum)
4. Cabai (Capsicum annum)
5. Cabai Rawit (Capsicum frutescens)
6. Cengkeh (Syzygium aromaticum)
7. Kencur (Kaempferia galanga)
8. Lada (Piper nigrum)
9. Pala (Myristica fragrans)

7.    Tumbuhan Lainnya dan Nama Latin
* Jagung (Zea mays)
* Kacang Hijau (Vigna radiata)
* Kacang Kapri (Pisum sativum)
* Kacang Merah (Phaseolus vulgaris)
* Kacang Panjang (Phaseolus vulgaris)
* Kacang Tanah (Arachis hypogaea)
* Kentang (Solanum tuberosum)
* Kesambi (Schleichera oleosa)
* Padi (Oryza sativa)
* Petai Cina (Leucaena leucocephala)
* Terung (Solanum melongena)
* Tuba (Derris elliptica)

Senin, 09 Januari 2012

Apa itu Ahmadiyah? Kesaksian seorang NU

Saudara-saudara, saya ingin membagi informasi tentang ajaran Ahmadiyah yang saya baca langsung dari kitab karangan pendirinya: Mirza Ghulam Ahmad (MGA). Kitab yang menj…adi rujukan saya adalah “al-khazain al-ruhiyah”, “al-mawahib al-rahman” yang merupakan terjemahan dari bahasa Urdu Ahmadiyah. Saya akan membagi pembahasan jadi dua, yaitu aja…ran-ajaran apa dari mereka yang sama dan ajaran-ajaran apa dari mereka yang berbeda.

Ajaran Ahmadiyah sama dgn mayoritas umat Islam dalam:

1. Agama mereka adalah Islam, syahadat mereka adalah La ilaaha illahu wa muhammad rasulullah. Penegasan agama Islam dan syahadat ini ditulis oleh Mirza Ghulam Ahmad di Juz 19 al-Khazain al-Ruhiyah-Kitab Mawahib al-Rahman. “Tidak masuk dlm Jemaat kami,kecuali yg memeluk Islam,mengikuti Kitab Allah,sunnah manusia terbaik (Muhammad saw).. dst (MGA). Maka tidak benar kalau menganggap Ahmadiyah adalah agama baru seperti Bahai, Sikh, dst. Ahmadiyah adalah nama ormas keagamaan bukan agama. Ahmadiyah seperti Muhammadiyah, atau NU, atau Persis, dll (nama ormas keagamaan bukan agama, bukan madzhab fiqh atau firqah).
Penegasan ini brasal dr pendirinya Mirza Ghulam Ahmad bahwa tidak seorang pun yang boleh masuk jemaat kami (#ahmadiyah) kecuali dia muslim. Penghakiman terhadap Ahmadiyah bersumber dari sas-sus, fitnah untuk tujuan di luar dakwah Islam, tpi soal kekuasaan. Saya telah mengunjungi dua masjid Ahmadiyah di London, yang pertama London Mosque (al-fadl) mesjid tertua di Inggris (thn 20-an) dan Baytul Futuh. Tidak benar kalau pengikut Ahmadiyah hajinya ke Qadian-India atau ke London, ini fitnah besar. Pengikut Ahmadiyah yg ke London atau ke Qadian untuk mengikuti “Jalsa Salanah” annual meeting ‘pertemuan tahunan’ di Indonesia pun ada.

2. Ahmadiyah percaya Muhammad SAW sebagai “Khatam al-Nabiyyin” (‘penutup nabi2′)-sprti ditegaskan oleh MGA dalam “Mir’ah Kamalat Islam”.

3. Ahmadiyah percaya tidak ada kitab suci selain al-Quran yang di dalamnya Kalam Ilahi, syariat sempurna & terakhir. Oleh karena itu, yg menuduh Ahmadiyah punya kitab suci selain al-Qur’an yang disebut-sebut tadzkirah adalah fitnah & dusta besar. Tadzkirah yang berasal dari ucapan, catatan, dan ilhamat Mirza Ghulam Ahmad dibukukan 27 tahun setelah MGA wafat bukan kitab suci Ahmadiyah.

4. Rukun Islam Ahmadiyah ada (5): syahadat, shalat, puasa, zakat & haji ke baitullah di Mekkah. Dlm ibadat Ahmadiyah ikut madzhab Hanafi.

5. Apa yg diharamkan oleh Allah & Rasul-Nya pengikut Ahmadiyah juga haramkan ini ditegaskan dalam kitab Nur al-Haqq

Kesimpulan, rukun Iman (6) dan rukun Islam (5) pengikuti Ahmadiyah sama dengan mayoritas umat Islam sedunia.

Ahmadiyah shalat 5 waktu (bukan 3 waktu seperti Syiah) jumlah rakaat sama, bunyi adzan sama (kalau Syiah beda), dalam subuh tak ada qunut. Dalam shalat Ahmadiyah seperti Muhammadiyah tidak ada zikir setelah shalat, doanya tidak nyaring, tidak ada qunut, tidak ada shalawat di antara 2 khutbah. Koreksi untuk anda: (Ahmadiyah shalat 5 waktu (bukan 3 waktu seperti Syiah)…Syiah shalat 5 waktu juga, tapi dibagi menjadi Subuh, Zuhur dan Ashar, Magrib dan Isya. by Rachmat Setiawan)

1. Ahmadiyah percaya wahyu itu berlanjut, namun hanya “wahyu tabsyiri wal indzari” (wahyu dakwah) bukan “wahyu tasyrii” (wahyu syariat). Ahmadiyah percaya Mirza Ghulam Ahmad dapat wahyu, tapi isinya bukan syariat baru, tapi penegasan pada syariat Muhammad SAW. Apakah wahyu bisa diturunkan pada selain Nabi? Jawabnya bisa. Ibu Musa as dapat wahyu di surat al-qashash ayat 8. Selain Ibu Musa, Maryam menerima kalam dari malaikat (al Imran ayat 46), atau al-hawariyun –pengikut setia Isa (al-maidah ayat 112). Wa idz awhaytu ila al-hawariyyina an aminu bi wa bi rusuli – saat Kuwahyukan pada pengikut setia Isa,untuk beriman pada-Ku & RasulKu” (al-maidah 112).
Kesimpulan dari dalil-dalil tadi wahyu bisa diturunkan Allah pada selain Nabi, Ibu Musa, Maryam, pengikut Isa tapi bukan “wahyu syariat”. Benar Mirza Ghulam Ahmad mengaku menerima wahyu, tapi BUKAN WAHYU SYARIAT, wahyu itu tdk membatalkan syariat Muhammad SAW. Mohon anda baca kembali istilah wahyu ayat-ayat Qur’an yang diturunkan selain Nabi, atau bahkan pada tumbuhan dan binatang, tapi bukan wahyu syariat.

2. Ahmadiyah percaya semua nabi tubuhnya adalah manusia biasa, dan akan berakhir sprti manusia biasa (mati), dmikian jga Isa as. Yang membedakan Ahmadiyah dengan umat Islam yang lain yaitu, bagi ahmadiyah Isa telah wafat, tidak hidup jasmani-rohani nya di langit. Ahmadiyah dengan argumentasi nalar dan teks menolak bahwa saat ini Nabi Isa masih hidup, berada di langit, tubuh & ruhnya dan akan datang lagi. Ahmadiyah percaya Nabi Isa as, seperti nabi-nabi yang lain, tubuhnya manusia dan punya ajal, tubuh punya umur. Karena Ahmadiyah percaya nabi Isa telah wafat, maka mesias dan imam mahdi-ratu adil yg dijanjikan-adalah orang lain,bukan Nabi Isa yang wafat. Ahmadiyah percaya orang yang sudah wafat tidak akan kembali ke dunia ini, sprti halnya Nabi Isa as. Ia tidak akan kembali lagi ke dunia. Keyakinan Ahmadiyah ini lebih rasional dibanding kebanyakan umat Islam yang percaya Isa sebagai manusia masih hidup tubuhnya & berada di langit.
Dibanding Iman Syiah 12 Imam (yang ada di Iran) mereka percaya imam ke-12 yang ada di abad pertengahan masih hidup dan akan kembali ke dunia. Arti “rafa’a” dlm quran untuk Isa as, bukan Allah “mengangkat” jasad dan ruhnya ke langit, tapi “mengangkat derajatnya” (mulia).

3. Kalau bagi mayoritas umat Islam, mesias (al-masih) dan Imam Mahdi belum turun, bagi Ahmadiyah sudah turun yaitu Mirza Ghulam Ahmad. Dengan catatan keras: Mesias dan Imam Mahdi ini memperkuat syariat Muhammad SAW, tidak boleh menambah atau mengurangi sedikit pun. Karena nubuat2 ini harus diletakkan dalam doktrin bahwa Mesias itu adalah seorang nabi (tanpa syariat) yg memperkokoh syariat Muhammad saw.

Jadi meski Ahmadiyah percaya Mirza Ghulam Ahmad seorang nabi (Mesias) dan dapat wahyu, tapi TIDAK ADA SYARIAT BARU. Ibadat mereka sama dengan yang lain.
Banyak yang salah paham, dikiranya keyakinan Ahmadiyah, Mirza Ghulam Ahmad sebagai nabi dan mendapat wahyu otomatis mengubah syariat Muhammad? Salah besar itu. Jangan menutup mata, bahwa keyakinan Ahmadiyah terhadap Mirza Ghulam Ahmad ada landasan teks dan rasional, mereka berhak untuk percaya.

Keyakinan Mirza Ghulam Ahmad sebagai nabi tidak mengubah syahadat, hanya diucapkan dlm bay’at unt masuk jemaat Ahmadiyah. Nama Mirza Ghulam Ahmad dan wahyunya tidak disebut dalam bacaan shalat, tidak pula di masjid-masjid Ahmadiyah. Foto Mi…rza Ghulam Ahmad dan penggantinya (khulafa’) memang dipasang di kantor2 Ahmadiyah tapi tidak di masjid. Di masjid-masjid Ahmadiyah hanya ada syahadat dan ayat-ayat al Quran, tidak ada foto Mirza Ghulam atau ucapan-ucapannya.

Anda yg mau mengetahui ajaran Ahmadiyah bacalah dari buku-buku aslinya bukan kutipan-kutipan dari musuh-musuh mereka :) 


Kesimpulan saya : rukun iman dan Islam Ahmadiyah sama dengan mayoritas Islam, bedanya Mesias & Imam Mahdi bagi mereka sudah datang, sedangkan bagi yang lain belum.
Ibadat Ahmadiyah sama dgn umat Islam yang lain, secara madzhab fiqh mereka ikut Imam Hanafi (Imam fiqh pertama dlm 4 Madzhab). Ada kaidah fiqh yang sering dikutip GusDur qawl al-mujtahidi ‘an khashmihi laa yu’khadz (pendapat mujtahid tentang lawannya tak bisa diambil). Oleh karena itu, pendapat MUI, FPI, FUI,HTI atau siapapun yg memusuhi Ahmadiyah tidak bisa diandalkan, karena mereka punya bias-permusuhan. Ada kaidah fiqh yang lain juga untuk tidak mudah menghakimi, “idra’uu al-syubhaat” (hindari perkara-perkara yang belum jelas).

Semoga saya dijauhkan dari keangkuhan menganggap diri bisa menghakimi orang lain dalam soal iman.

Saya telah melihat tata-cara ibadah Ahmadiyah sampai pemimpin tertinggi mereka yg dipanggil “hudhur”, masjid-masjid mereka, tidak ada perbedaan. Isi dari ‘Jalsah Salanah’ adalah ceramah-ceramah dan shalat tahajud, tidak ada ritual dan ibadat baru yang tidak dikenal Islam. Saya menyimpan foto-foto masjid-masjid Ahmadiyah di inggris dari luar hingga bagian dalam. Di luarnya ada kalimat syahadat dan di dalamnya ada ayat-ayat Qur’an. Tidak ada foto Mirza Ghulam dan kutipan kata-katanya di masjid-masjid Ahmadiyah, tidak ada kultus luar biasa padanya di jemaat #ahmadiyah.

Setiap masjid Ahmadiyah ada kalimat syahadat “Tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad Rasulullah”, tidak benar ada tambahan Mirza Ghulam nabi Allah. Kalau ada yang bilang: syahadat Ahmadiyah itu beda, shalatnya beda, puasanya beda, zakatnya beda, hajinya beda: ini fitnah besar!

Orang Ahmadiyah dari Pakistan memang tidak bisa naik haji ke Mekkah, karena di paspor mereka dipaksa ditulis agama mereka Ahmadi bukan Islam. Orang-orang Ahmadiyah Pakistan kalau mau naik haji pakai paspor Inggris atau India yang tak cantumkan agama di paspor mereka.

Apakah mayoritas umat Islam di Indonesia memusuhi Ahmadiyah? Tidak benar, kalau benar mereka takkan hidup di sini sejak tahun 20-an. Benar kalau mayoritas umat Islam di Indonesia berbeda dalam beberapa poin ajaran dengan Ahmadiyah tapi berbeda bukan berarti memusuhi.

Namun hal yang berkaitan dgn ibadah-ibadah mahdlah, hal yang “al-ma’lum min al-din bi al-dlarurah”, Ahmadiyah sama dengan mayoritas umat Islam Indonesia. Perdebatan kelompok Islam yang lain dengan Ahmadiyah sudah terjadi sejak lama, tapi tindakan kekerasan ini fenomena baru. Saya sering ditanya kenapa Ahmadiyah sangat dibenci? Lalu saya balik Tanya, kenapa baru sekarang mereka dibenci? Mereka di Indonesia sejak tahun 20-an lhoo!

Saat ini, seolah-olah sudah jadi parameter-tapi tolol-yang mau dianggap Islamnya bener maka harus membenci dan membubarkan Ahmadiyah. Kalau itu dipakai, maka KH Hasyim Asy’ari pendiri NU bisa dituding Islamnya nggak bener , karena tidak pernah ada fatwa membubarkan Ahmadiyah.

Yang belum pernah shalat, masuk masjid Ahmadiyah atau baca kitab-kitabnya tolong jangan sok tahu dank oar-koar tentang Ahmadiyah, anda cuma nelan fitnah. Siapa yg bilang ini: kebohongan kalau diulang-ulang suatu saat akan jadi kebenaran. Inilah yg terjadi pada #ahmadiyah. Banyak bukti : saksi, rekaman video, foto FPI lakukan aksi-aksi kekerasan, divonis pun sudah. Tapi Ahmadiyah tidak pernah lakukan kekerasan.

Kata siapa orang Ahmadiyah tidak bisa shalat dengan muslim yang lain?Atau muslim yang lain dilarang shalat di masjid Ahmadiyah? Buktikan dulu. ‘ala kulli hal Ahmadiyah sudah ada zaman Hadlratu Syekh Hasyim Asy’ari, tidak ada fatwa bubarkan ahmadiyah, saya manut beliau. Kalau memang Ahmadiyah boleh dibubarkan, sudah bisa sejak zaman KH Hasyim Asy’ari atau KH Wahid Hasyim yang jadi Menteri Agama yang pertama.

Kalau ada orang NU yang mau bubarkan Ahmadiyah, berarti ia anggap dirinya lebih dari Hadlratu Syaikh Hasyim Asyari. Seharusnya Surya Darma Ali Menteri Agama sekarang mengikuti KH Wahid Hasyim Menteri Agama pertama yang melindungi Ahmadiyah. Kiai-kiai NU yg ikut2an mau bubarin Ahmadiyah itu kiai-kiai baru yang amalannya “kursi fulitik” bukan “ayat kursi” :) 


Pertanyaan yg harus dijawab, mengapa baru sekarang Ahmadiyah dimusuhi padahal mereka sudah ada di negeri ini sejak tahun 20-an? Kenapa baru Menteri Agama sekarang Surya Darma Ali yang mau bubarkan Ahmadiyah sementara Menteri Agama pertama KH Wahid Hasyim lindungi mereka? GusDur tegas membela Ahmadiyah sebagai hak konstitusional, sebagai warga-negara bukan sebagi ajaran. Jadi, sikapi Ahmadiyah sebagai warga-negara. Bagi anda yang tak setuju ajaran Ahmadiyah, tanamkan tasamuh (toleransi) sikapi mereka seperti GusDur menyikapinya sebagai warga-negara.

Anda kalau mau belajar NU, mau tahu NU ya ke GusDur, sanad beliau nyambung,msh bertemu KH Hasyim Asyari,KH Wahid Hasyim,KH Wahab, KH Bisyri. Ajaran, tafsir dan tradisi NU yg otoritatif menurut saya melalui #GusDur,yg punya darah,ideologi&karamah tokoh2 NU,tolong jgn sebut yg lain

Selama KH Hasyim Asy’ari, KH Wahid Hasyim, KH Wahab, KH Bisyri, dan KH Abdurrahman Wahid tidak berfatwa bubarkan Ahmadiyah saya pun tidak! GusDur pernah ditanya, Gus Ahmadiyah sesat karena ngaku terima wahyu Respon GusDur “gitu aja kok sesat, gimana Wahyu Sihombing”

Kesimpulan saya dr bacaan, amatan & pengalaman langsung, rukun Islam Ahmadiyah sama persis! Nama Mirza Ghulam Ahmad tidak disebut dalam syahadat atau shalat hanya dalam bay’at (ikrar masuk jemaat) Ahmadiyah. Orang mau yg masuk tarekat saja ada bay’at untuk taat pada Allah, Rasululullah, Syaikh Pendiri Tarekat dan Syaikh yang bai’at dia, begitu pula Ahmadiyah. Ahmadiyah tidak bisa dikafirkan karena mereka syahadat, shalat, puasa, berhaji, zakat, ikuti Qur’an & Sunnah Nabi. Mereka muslim. Sekali lagi anda yang tidak bisa terima ajaran Ahmadiyah (meskipun mayoritas sama) tasamuhlah (toleran) sikapi mrka sbgai warga-negara. Tak sedikit yang benci Ahmadiyah karena tidak tahu, seperti pepatah: al-nasu a’da’u ma jahilu (manusia cenderung memusuhi yang tak diketahuinya).

Informasi tentang Ahmadiyah yang dianggap kebenaran sebenarnya tak lebih kebohongan yang diulang-ulang. Sekian sekedar berbagi informasi tentang Ahmadiyah yang berasal dari bacaan, amatan dan pengalaman pribadi saya langsung berinteraksi dgn mereka.

Kalau ada yang sibuk ngurusin keyakinan Ahmadiyah, emang siapa Yang punya surga dan neraka? Kuu anfusakum wa ahlikum nara (jaga dirimu dan keluargamu dari neraka).

-Guntur Romli-

Penulis, Aktivis, dan Kurator di Komunitas Salihara, Jakarta

Cinta Rasul

Ini ada kisah menarik dari sebuah buku yang saya baca. Semoga menjadikan kita semakin mencintai Nabi Muhammad, Rosululloh saw.

Alloh huma sholi ala Muhammad wa ala alaihi Muhammad.
Dahulu di sebuah kota di Madura, ada seorang nenek tua penjual bunga cempaka. Ia menjual bunganya di pasar, setelah berjalan kaki cukup jauh. Usai jualan, ia pergi ke masjid Agung di kota itu. Ia berwudhu, masuk masjid, dan melakukan salat Zhuhur. Setelah membaca wirid sekedarnya, ia keluar masjid dan membungkuk-bungkuk di halaman masjid. Ia mengumpulkan dedaunan yang berceceran di halaman masjid. Selembar demi selembar dikaisnya. Tidak satu lembar pun ia lewatkan. Tentu saja agak lama ia membersihkan halaman masjid dengan cara itu. Padahal matahari Madura di siang hari sungguh menyengat. Keringatnya membasahi seluruh tubuhnya.
Banyak pengunjung masjid jatuh iba kepadanya. Pada suatu hari Takmir masjid memutuskan untuk membersihkan dedaunan itu sebelum perempuan tua itu datang. Pada hari itu, ia datang dan langsung masuk masjid. Usai salat, ketika ia ingin melakukan pekerjaan rutinnya, ia terkejut. Tidak ada satu pun daun terserak di situ.
Ia kembali lagi ke masjid dan menangis dengan keras. Ia mempertanyakan mengapa daun-daun itu sudah disapukan sebelum kedatangannya. Orang-orang menjelaskan bahwa mereka kasihan kepadanya.
“Jika kalian kasihan kepadaku,” kata nenek itu, “Berikan kesempatan kepadaku untuk membersihkannya.”

Singkat cerita, nenek itu dibiarkan mengumpulkan dedaunan itu seperti biasa. Seorang kiai terhormat diminta untuk menanyakan kepada perempuan itu mengapa ia begitu bersemangat membersihkan dedaunan itu. Perempuan tua itu mau menjelaskan sebabnya dengan dua syarat:
pertama, hanya Kiai yang mendengarkan rahasianya;
kedua, rahasia itu tidak boleh disebarkan ketika ia masih hidup.

Sekarang ia sudah meniggal dunia, dan Anda dapat mendengarkan rahasia itu.
“Saya ini perempuan bodoh, pak Kiai,” tuturnya. “Saya tahu amal-amal saya yang kecil itu mungkin juga tidak benar saya jalankan. Saya tidak mungkin selamat pada hari akhirat tanpa syafaat Kanjeng Nabi Muhammad. Setiap kali saya mengambil selembar daun, saya ucapkan satu salawat kepada Rasulullah. Kelak jika saya mati, saya ingin Kanjeng Nabi menjemput saya. Biarlah semua daun itu bersaksi bahwa saya membacakan salawat kepadanya.”

Kisah ini saya dengar dari Kiai Madura, D. Zawawi Imran, membuat bulu kuduk saya merinding. Perempuan tua dari kampung itu bukan saja mengungkapkan cinta Rasul dalam bentuknya yang tulus. Ia juga menunjukkan kerendahan hati, kehinaan diri, dan keterbatasan amal dihadapan Alloh swt. Lebih dari itu, ia juga memiliki kesadaran spiritual yang luhur: Ia tidak dapat mengandalkan amalnya. Ia sangat bergantung pada rahmat Alloh. Dan siapa lagi yang menjadi rahmat semua alam selain Rasululloh saw?

Diketik ulang dari buku “Rindu Rosul”, karangan Jalaluddin Rakhmat,
penerbit Rosda Bandung, hal 31-33.
cetakan pertama September 2001.

Ahmadiyah yang Dicerca dan Dipuja

Seorang mubaligh di Jakarta yang dalam ceramahnya sering mencerca Ahmadiyah (gerakan Islam yang dinilai sesat dan menyesatkan), suatu kali dalam satu diskusi – yang membahas perkembangan sains di Dunia Islam – memuji-muji almarhum Abdus Salam (1926-1996), pemenang Nobel Fisika tahun 1979. Sang da’i yang anti-Ahmadiyah itu mengatakan dunia Islam benar-benar tertolong dengan kehadiran Nobelis Abdus Salam sehingga perkembangan sains Islam yang sudah terputus selama lima abad seakan hidup lagi. 
 
Salam menjadi penerang sains Islam dan menjadi penggugah kaum muslimin untuk kembali meraih kejayaan di bidang sains yang pernah digengamnya pada abad ke ke-7 sampai ke-15. Harian Republika, yang merupakan corong masyarakat Islam di Indonesia, sering memuja Salam sebagai saintis Islam terbesar dan sebagai ilmuwan muslim pertama yang mendapatkan hadiah nobel paling bergengsi di bidang fisika atom di tengah terpuruknya sains Islam dalam lima abad terakhir.
Abdus Salam kelahiran Pakistan 29 Januari 1926 itu meraih gelar doktor fisika dalam usia 26 tahun dari universitas di Inggris, Cambridge University. Dalam waktu hanya lima tahun melakukan penelitian tentang gaya-gaya fundamental di alam raya, penemuan Salam ternyata mendapat penghargaan Nobel. 

Penemuannya dalam usia 31 tahun dianggap prestasi yang luar biasa. Salam dalam penelitiannya berhasil menemukan fakta sesungguhnya semua gaya yang ada di jagad raya – yaitu gaya gravitasi, elektromagnet, nuklir kuat, dan gaya nuklir lemah hakikatnya merupakan satu kesatuan.

Keseimbangan Ciptaan Alah


Seperti ditulis Prof Ahmad Baiquni (alm), Salam melandaskan penelitian fisikanya berdasarkan nash-nash Alqur’an, khususnya Surat Al-Mulk ayat 3 – tentang keseimbangan ciptaan Alah. Ketika jenasahnya akan dimakamkan di Pakistan, PM Benazir Ali Bhutto menganugerahkan penghargaan tertinggi kepada Salam sebagai Putera dan pahlawan terbaik Pakistan. “Salam bukan sekadar
kebanggan Pakistan, tapi juga dunia,” kata Benazir dalam pidato pemakaman Salam.

Siapa sebenarnya Prof Dr Abdus Salam? Dia adalah pengikut Ahmadiyah Qodiani – sebuah aliran yang oleh MUI dan mayoritas Islam di dunia – dianggap sesat dan menyesatkan. Sebelum pemerintahan Benazir, Salam diusir dari Pakistan dan dilarang menginjakkan kakinya di Tanah Suci Makkah. Semasa hidupnya Salam sering jadi objek caci maki rakyat Pakistan dan Timur Tengah karena ke-Ahmadiyah-annya. 

Tapi di akhir hayatnya, – Salam justru dianggap Putra dan pahlawan Pakistan. Seperti kebanggaan da’i di Jakarta, dan orang yang memaki-maki Salam kini berbalik menjadi pemujanya yang fanatik. Dari gambaran itu, kita jadi aneh bila melihat sahabat-sahabat kita di Bogor yang dengan membabi buta menghancurkan kampus Ahmadiyah. Lebih ironis lagi, para penghancur ini sebagian mengaku orang (Lembaga Penelitan dan Pengkajian Islam). 

Bila dilihat namanya, LPPI mestinya lembaga kritis, berwawasan inklusif, dan toleran akan perbedaan pendapat dalam Islam. Bukankah hadis Nabi sendiri menyatakan perbedaan pendapat di antara umatku adalah rahmat?

Tetap Membaca Syahadatain


Perbedaan paham antara Ahmadiyah dan Ahli Sunnah tak ada yang prinsipil. Jika kaum Ahmadiyah mengaku ada nabi setelah Muhammad dan wahyu tetap diturunkan kepada seorang nabi sampai sekarang, tidak prinsipil. Kata nabi berasal dari kata naba’a – artinya pemberi kabar (dari langit).
sampai hari ini pun banyak ulama atau kaum sufi yang karena kesucian dan kezuhudannya sering mendapat berita langit? Lantas, nabikah dia?


Kaum Islam mayoritas mungkin menyebutnya wali atau ayatullah dalam Syiah! Lagi-lagi, masalah ini sebenarnya tidak perlu menimbulkan fitnah dan pengrusakan. Bukankah tokoh yang disebut-sebut nabi dalam Ahmadiyah Qodiani masih tetap membaca Syahadatain, bahwa Tidak Ada Tuhan Kecuali Allah dan Muhammad adalah Utusannya?

Perbedaan ketiga yang sebenarnya kurang prinsip adalah kata “khatamun nabibyyin” – bahwa Muhammad adalah nabi yang sempurna. Para mufassir dan ulama di Indonesia menterjemahkannya 

“Muhammad nabi yang sempurna” karena itu Muhammad merupakan nabi terakhir.
Saudara kita di Ahmadiyah menerjemahkan khatamun nabiyyin nabi yang sempurna tapi tidak yang terakhir. Menurut Ahmadiyah, masih ada nabi setelah Nabi Muhammad, tapi tidak sesempurna Muhammad. Sejauh ini kaum Ahmadiyah tak pernah berpendapat untuk menduakan Allah (musyrik) dan menolak Kerasulan Muhammad. Karena itu, jauh lebih baik jika umat Islam mayoritas merangkul umat Islam minoritas Ahmadiyah ketimbang menjadikannya musuh yang harus dihancurkan. 

Apalagi peran kaum Ahmadiyah dalam menyebarkan Islam sangat besar. Sebagian besar buku-buku Islam yang diterbitkan di Barat dan kemudian membawa orang Barat simpati kepada Islam ditulis oleh orang Ahmadiyah. Di berbagai wilayah di Indonesia – kecuali di Parung, Bogor – hubungan antara muslim Ahmadiyah dan muslim mayoritas Indonesia (NU dan Muhammadiyah) baik-baik saja. 

Oleh KH Ma’mur Noor
Penulis adalah anggota Komisi VIII DPR

Popular Posts

Tukeran Link

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Powerade Coupons