Humor-Humor Gus Dur:
Kumpulan
Humor Joke Lelucon Gusdur
Meski
seorang kyai kontroversial, namun ucapan Gus Dur seringkali membuat banyak
orang sadar. Pernyataan-pernyataan Gus Dur memancing orang untuk ikut berpikir
dan merenung. Sekalipun pandangan matanya terganggu, Gus Dur dikenal sebagai
humoris. Orang yang banyak humor. Saat berbicara, dia selalu menyelipkan joke, cerita lucu, yang membuat
pendengarnya tertawa. Joke-jokenya itu disukai oleh banyak tokoh dunia.
“Gus,
kok suka humor terus sih?” tanya seorang yang kagum karena humor Gus Dur selalu
berganti-ganti. “Di pesantren, humor itu jadi kegiatan sehari-hari,” jelasnya.
“Dengan
lelucon, kita bisa sejenak melupakan kesulitan hidup. Dengan humor, pikiran
kita jadi sehat,” sambungnya.
Humor
Gusdur : Presiden Nyeleneh
Gus
Dur selalu dianggap aneh dan berbeda dengan orang lain. Anggapan ini juga
dirasakan oleh mantan Menteri Pertahanan Mahfud MD. Dia juga merasa heran
kenapa justru dirinya yang saat itu dosen di UII Yogyakarta menjadi Menhan.
“Saya
heran kok saya dijadikan Menhan. Gus Dur memang nyleneh. Kalau nggak nyleneh
nggak mungkin memilih saya menjadi Menhan,” aku Mahfud disambut geer audien
dalam satu forum talkshow di televisi swasta nasional.
Mahfud
juga pernah mengaku akan mundur dari posisi menteri. “Saat itu saya dapat
hujatan yang luar biasa. Belum-belum kok sudah dapat kritikan luar biasa. Saya
ketemu teman-teman di Yogya. Dalam suatu rapat, saya tegaskan bahwa saya akan mundur
dari menteri. Eh, tidak berselang beberapa menit, Gus Dur telepon: ‘Pak Mahfud
jangan mundur.”
“Yah,
begitulah Gus Dur. Aneh, tapi juga luar biasa,” kenang Mahfud MD.
Humor
Gus Dur : Orang NU Gila
Rumah
Gus Dur di kawasan Ciganjur, Jakarta Selatan, sehari-harinya tidak pernah sepi
dari tamu. Dari pagi hingga malam, bahkan tak jarang sampai dinihari para tamu
ini datang silih berganti baik yang dari kalangan NU ataupun bukan. Tak jarang
mereka pun datang dari luar kota.
Menggambarkan
fanatisme orang NU, kata Gus Dur, menurutnya ada 3 tipe orang NU. “Kalau mereka
datang dari pukul tujuh pagi hingga jam sembilan malam, dan menceritakan
tentang NU, itu biasanya orang NU yang memang punya komitmen dan fanatik
terhadap NU,” tegas Gus Dur.
Orang
NU jenis yang kedua, mereka yang meski sudah larut malam, sekitar jam dua belas
sampai jam satu malam, namun masih mengetuk pintu Gus Dur untuk membicarakan
NU, “Itu namanya orang gila NU,” jelasnya.
“Tapi
kalau ada orang NU yang masih juga mengetuk pintu rumah saya jam dua dinihari
hingga jam enam pagi, itu namanya orang NU yang gila,” kata Gus Dur sambil
terkekeh.
Humor
Gusdur : Tak Punya Latar Belakang Presiden
Mantan
Presiden Abdurrahman Wahid memang unik. Dalam situasi genting dan sangat
penting pun dia masih sering meluncurkan joke-joke yang mencerdaskan.
Seperti
yang dituturkan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD saat diinterview salah satu
televisi swasta. “Waktu itu saya hampir menolak penunjukannya sebagai Menteri
Pertahanan. Alasan saya, karena saya tidak memiliki latar belakang soal
TNI/Polri atau pertahanan,” ujar Mahfud.
Tak
dinyana, jawaban Gus Dur waktu itu tidak kalah cerdiknya. “Pak Mahfud harus
bisa. Saya saja menjadi Presiden tidak perlu memiliki latar belakang presiden
kok,” ujar Gus Dur santai.
Karuan
saja Mahfud MD pun tidak berkutik. “Gus Dur memang aneh. Kalau nggak aneh,
pasti nggak akan memilih saya sebagai Menhan,” kelakar Mahfud.
Humor
Gusdur : Airport Abdurrahman Wahid
Pada
akhir April 2000, Gus Dur sempat ke Malang, dan mendarat di Bandara Abdurrahman
Saleh. Ini mengingatkan dia pada peristiwa belasan tahun silam, ketika dia
mendarat di bandara yang sama dari Jakarta, saat masih ada penerbangan reguler
dari Bandara Halim Perdanakusuma ke Malang.
Waktu
itu Gus Dur bersama antara lain Almarhum Jaksa Agung Sukarton Marmosujono.
Sebagaimana lazimnya untuk rombongan orang penting, mereka pun disambut oleh
pasukan Banser NU.
Ketika
romobongan sudah berangkat ke Selorejo, sekitar 60 kilometer dari bandara,
petugas Banser melapor pada poskonya melalui handy talky.
“Halo,
halo, rojer,” kata Mas Banser. “Lapor: Abdurahman Saleh sudah mendarat di
airport Abdurrahman Wahid!”
Yah,
kebalik.
Humor
Gusdur : Buto Cakil Pembayar Demonstran?
Punakawan
selalu digambarkan sebagai kstaria. Musuhnya jelek-jelek semua, misalnya Buto
Cakil. Punakawan sering diculik, dibawa berpindah dari satu tempat ke tempat
lain.
Tapi,
menurut Ki Tedjo, sekarang semuanya serba tak jelas. Perilaku kesatria pun tak
jelas. Yang jadi Punakawan pun tak jelas. Yang disebut istana pun tak jelas.
Sebab saat ini masih banyak istana, ada yang di Cendana, ada yang di sana,
pokoknya di mana-mana.
“Supaya
rakyat tentram, mbok ya (para elite politik) itu kalau berantem caranya yang
cerdas lah. Rakyat seperti kita ini kan juga perlu tahu. Bukan begitu, Gus?”
“Sebelum
tahu istananya, harus tahu dulu siapa demonstrannya,” jawab Gus Dur.
“Ya
sebelum tahu demonstrannya, harus tahu dulu siapa yang membayari.”
Humor
Gusdur : Meminta Ditemani Gadis di Hotel?
Seorang
gadis, hitam manis, duduk di sebuah bar.
“Permisi,
boleh saya mentraktir Anda minum?” tawar seorang laki-laki muda menghampirinya.
“Apa ke hotel?” teriak si gadis.
“Bukan, bukan. Jangan salah paham. Saya hanya menawari minuman ….”
“Apa ke hotel?” teriak si gadis.
“Bukan, bukan. Jangan salah paham. Saya hanya menawari minuman ….”
“Kau
meminta aku menemanimu ke hotel?” teriak si gadis lebih keras.
Merasa
ditolak, dengan perasaan malu, laki-laki muda itu beringsut dan duduk di sudut
ruangan. Semua orang di bar menatap laki-laki dengan sinis dan mencibir.
Beberapa
menit kemudian, si gadis menghampiri si laki-laki muda itu.
“Maafkan
saya. Saya sedang menyamar. Sebenarnya, saya adalah seorang mahasiswi psikologi
yang sedang mempelajari tingkah laku manusia di situasi yang tidak
dikehendakinya.”
Si
laki-laki menatap dengan tampang dingin. Kemudian berteriak dengan amat
kerasnya, “Berapa? Dua ratus ribu???”
Humor
Gusdur : Tukang Santet Jakarta
Main
hakim sendiri seakan sudah dianggap normal oleh masyarakat kita. Pelakunya
bukan cuma rakyat biasa, tapi sering justru aparat yang berwenang. Paling tidak
penghakiman dilakukan di depan aparat. Sampai-sampai majalah Tempo, jauh
sebelum pembredelan pernah “menghitamkan” beberapa halamannyla sebagai tanda
prihatin. Para pembaca Tempo tentu kaget dan heran. Bermacam dugaan pun segera
muncul. Gus Dur termasuk yang heran dan menduga-duga.
“Mengapakah
Tempo dibuat hitam seperti itu?” tanya Gus Dur dalam “kuis imajiner”-nya.
“Karena
reportase soal tukang santet dan bromocorah Jember.”
“Siapakah
yang memerintahkan penghitaman itu?”
“Tukang
santet dan bromocorah Jakarta.”
Humor
Gusdur : Keliling Dunia Tidak Mati Kok!
Empat
dokter ahli menyampaikan analisis negatif terhadap kesehatan Gus Dur kepada
DPR. Jauh sebelumnya, salah satu Ketua DPP Partai Golkar Agung Laksono juga
pernah mengungkit masalah itu. Agung, yang juga dokter, mengusulkan agar
Presiden Gus Dur diperiksa oleh tim dokter independen. Usul itu disetujui oleh
Ketua MPR Amien Rais.
Saat
Gus Dur berkunjung ke Kairo, wartawan pun menanyakan usulan Agung Laksono itu.
“Kalau mau tahu soal kesehatan sata, tanya saja sama dokter yang pernah
memeriksa saya,” jawab Gus Dur serius.
Kalau
belum percaya? “Gampang saja, saya keliling (dunia) ini tidak mati kok,” jawab
Gus Dur menekankan betapa sehatnya dia.
Tapi
kemudian Gus Dur bilang, “Masalah begitu jangan tanya sayalah. Saya sudah malas
menjawabnya. Punya ambisi politik saja kok sampai begitu.”
Humor
Gusdur : Panglima AL Paraguay
Paraguay
dikenal sebagai salah satu negara yang tidak mempunyai laut. Tapi anehnya,
negara Amerika Latin ini punya panglima angkatan laut.
Suatu
ketika, kata Gus Dur, Panglima AL Paraguay ini berkunjung ke negara Brasil.
Dalam kunjungan itu ia menemui Panglima AL Brasil. Salah seorang staf AL Brasil
yang ikut menemuinya bertanya seenaknya, “Negara bapak itu aneh ya. Tidak punya
laut, tapi punya panglima seperti Bapak.”
Dengan
kalem sang tamu pun menanggapio, “Negeri Anda ini juga aneh, ya. Hukumnya tidak
berjalan, tapi merasa perlu mengangkat seorang menteri kehakiman.”
Humor
Gusdur : Sate Babi
Suatu
ketika Gus Dur dan ajudannya terlibat percakapan serius.
Ajudan: Gus, menurut Anda makanan apa yang haram?
Gus Dur: Babi
Ajudan: Yang lebih haram lagi
Gus Dur: Mmmm … babi mengandung babi!
Ajudan: Yang paling haram?
Gus Dur: Mmmm … nggg … babi mengandung babi tanpa tahu bapaknya dibuat sate babi!
Ajudan: Gus, menurut Anda makanan apa yang haram?
Gus Dur: Babi
Ajudan: Yang lebih haram lagi
Gus Dur: Mmmm … babi mengandung babi!
Ajudan: Yang paling haram?
Gus Dur: Mmmm … nggg … babi mengandung babi tanpa tahu bapaknya dibuat sate babi!
Humor
Gusdur : Gus Dur “Diplintir” Media
Gus
Dur, dalam satu acara peluncuran biografinya, menceritakan tentang kebiasan
salah kutip oleh media massa atas berbagai pernyataan yang pernah
dikeluarkannya.
Dia
mencontohkan, ketika berkunjung ke Sumatera Utara ditanya soal pernyataan
Menteri Senior Singapura Lee Kuan Yew tentang gembong teroris di Indonesia, dia
mengatakan, pada saatnya nanti akan mengajarkan demokratisasi di Singapura.
Namun, sambungnya, media massa mengutip dia akan melakukan demo di Singapura.
Walah
… walah, gitu aja kok repot!
Humor
Gusdur : Kuli dan Kyai
Rombongan
jamaah haji NU dari Tegal tiba di Bandara King Abdul Aziz, Jeddah Arab Saudi.
Langsung saja kuli-kuli dari Yaman berebutan untuk mengangkut barang-barang
yang mereka bawa. Akibatnya, dua orang di antara kuli-kuli itu terlibat
percekcokan serius dalam bahasa Arab.
Melihat
itu, rombongan jamaah haji tersebut spontan merubung mereka, sambil berucap:
Amin, Amin, Amin!
Gus
Dur yang sedang berada di bandara itu menghampiri mereka: “Lho kenapa Anda
berkerumun di sini?”
“Mereka
terlihat sangat fasih berdoa, apalagi pakai serban, mereka itu pasti kyai.”
Humor
Gusdur : Siapa yang Paling Berani
Di
atas geladak kapal perang US Army tiga pemimpin negara sedang “berdiskusi”
tentang prajurit siapa yang paling berani. Eh kebetulan di sekitar kapal ada
hiu-hiu yang sedang kelaparan lagi berenang mencari makan …
Bill
Clinton: Kalau Anda tahu … prajurit kami adalah yang terberani di seluruh dunia
… Mayor .. sini deh … coba kamu berenang keliling ini kapal sepuluh kali.
Mayor:
(walau tahu ada hiu) siap pak, demia “The Star Spangled Banner” saya siap ,,,
(akhirnya dia terjun dan mengelilingi kapal 10 kali sambil dikejar hiu).
Mayor:
(naik kapal dan menghadap) Selesai pak!!! Long Live America!!
Clinton:
Hebat kamu, kembali ke pasukan!
Koizumi:
(tak mau ketinggal, dia panggil sang sersan) Sersan! Menghadap sebentar (sang
Sersan datang) … coba kamu keliling kapal ini sebanyak 50 kali … !
Sersan:
(melihat ada hiu … glek … tapi) for the queen I’am ready to serve!!! (pekik
sang sersan, kemudian membuka-buka baju lalu terjun ke laut dan berenang
keliling 50 kali … dan dikejar hiu juga).
Sersan:
(menghadap sang perdana menteri) GOD save the queen!!!
Koizumi:
Hebat kamu … kembali ke tempat … Anda lihat Pak Clinton … Prajurit saya lebih
berani dari prajurit Anda … (tersenyum dengan hebat …)
Gus
Dur: Kopral ke sini kamu … (setelah dayang …) saya perintahkan kamu untuk
terjun ke laut lalu berenang mengelilingi kapal perang ini sebanyak 100 kali …
ok?
Kopral:
Hah … Anda gila yah …! Presiden nggak punya otak … nyuruh berenang bersama hiu
… kurang ajar!!! (sang Kopral pun pergi meninggalkan sang presiden …)
Gus
Dur: (Dengan sangat bangga) Anda lihat Pak Clinton dan Pak … Cumi Cumi …
kira-kira siapa yang punya prajurit yang paling BERANI!!! … Hidup Indonesia …
!!!
Humor
Gusdur : Doa Mimpi Matematika
Jauh sebelum menjadi Presiden, Gus Dur dikenal sebagai penulis yang cukup produktif. Hampir tiap pekan tulisannya muncul di koran atau majalah. Tema tulisannya pun beragam, dari soal politik, sosial, sastra, dan tentu saja agama.
Jauh sebelum menjadi Presiden, Gus Dur dikenal sebagai penulis yang cukup produktif. Hampir tiap pekan tulisannya muncul di koran atau majalah. Tema tulisannya pun beragam, dari soal politik, sosial, sastra, dan tentu saja agama.
Pernah
dia mengangkat soal puisi yang ditulis oleh anak-anak di bawah usia 15 tahun
yang dimuat majalah Zaman. Kata Gus Dur, anak-anak itu ternyata lebih jujur
dalam mengungkapkan keinginannya. Enggak percaya? Baca saja puisi yang dibuat
oleh Zul Irwan ini:
Tuhan
…
berikan aku mimpi malam ini
tentang matematika
yang diujikan besok pagi
berikan aku mimpi malam ini
tentang matematika
yang diujikan besok pagi
Humor
Gusdur : Tiga Polisi Jujur
Gus Dur sering terang-terangan ketika mengkritik. Tidak terkecuali ketika mengkritik dan menyindir polisi.
Gus Dur sering terang-terangan ketika mengkritik. Tidak terkecuali ketika mengkritik dan menyindir polisi.
Menurut
Gus Dur di negeri ini hanya ada tiga polisi yang jujur. “Pertama, patung
polisi. Kedua, polisi tidur. Ketiga, polisi Hoegeng (mantan Kapolri).”
Lainnya?
Gus Dur hanya tersenyum.
Humor
Gusdur : 189 Gaya Bersetubuh
Ketika semua pihak berteriak “Musnahkan pornoaksi dan pornografi di negeri ini karena nggak sesuai dengan syariat Islam,” Gus Dur justru kurang sependapat. Gus Dur berusaha mengambil contoh dari sisi pandangan Islam tentang porno tersebut.
Ketika semua pihak berteriak “Musnahkan pornoaksi dan pornografi di negeri ini karena nggak sesuai dengan syariat Islam,” Gus Dur justru kurang sependapat. Gus Dur berusaha mengambil contoh dari sisi pandangan Islam tentang porno tersebut.
Misalnya
saja ketika Gus Dur menjawab interview dengan Jaringan
Islam Liberal,
Gus Dur menyebut kita Raudlatul Mu’aththar sebagai korban tentang kesalahan
memandang pengertian daripada kata porno.
“Anda
tahu, kita Raudlatul Mu’aththar (The Perfumed Garden, Kebun Wewangian) itu
merupakan kitab Bahasa Arab yang isinya tata cara bersetubuh dengan 189 gaya,
ha … ha … ha. Kalau gitu, kitab itu cabul dong?”
Humor
Gusdur : Guyon dengan Fidel Castro
Nah, ini yang jadi guyonan Gus Dur sewaktu masih menjadi Presiden RI saat berkunjung ke Kuba dan bertemu pemimpin Kuba, Fidel Castro.
Nah, ini yang jadi guyonan Gus Dur sewaktu masih menjadi Presiden RI saat berkunjung ke Kuba dan bertemu pemimpin Kuba, Fidel Castro.
Saat
itu Fidel Castro mendatangi hotel tempat Gus Dur dan rombongannya menginap
selama di Kuba. Dan mereka pun terlibat pembicaraan hangat, menjurus serius.
Agar pembicaraan tidak terlalu membosankan, Gus Dur pun mengeluarkan jurus
andalannya, yaitu guyonan.
Beliau
bercerita pada pemimpin Kuba, Fidel Castro, bahwa ada 3 orang tahanan yang
berada dalam satu sel. Para tahanan itu saling memberitahu bagaimana mereka
bisa sampai ditahan di situ. Tahanan pertama bercerita, “Saya dipenjara karena
saya anti dengan Che Guevara.” Seperti diketahui Che Guevara memimpin
perjuangan kaum sosialis di Kuba.
Tahanan
kedua berkata geram, “Oh kalau saya dipenjara karena saya pengikut Che
Guevara!” Lalu mereka berdua terlibat perang mulut. Tapi mendadak mereka
teringat tahanan ketiga yang belum ditanya. “Kalau kamu kenapa sampai dipenjara
di sini?” tanya mereka berdua kepada tahanan ketiga.
Lalu
tahanan ketiga itu menjawab dengan berat hati, “Karena saya Che Guevara…”
Fidel
Castro pun tertawa tergelak-gelak mendengar guyonan Gus Dur tersebut.
Humor
Gusdur : Becak Dilarang Masuk
Saat menjadi presiden, Gus Dur pernah bercerita kepada Menteri Pertahanan saat itu, Mahfud MD (buku Setahun bersama Gus Dur, kenangan menjadi menteri di saat sulit) tentang orang Madura yang katanya banyak akal dan cerdik.
Saat menjadi presiden, Gus Dur pernah bercerita kepada Menteri Pertahanan saat itu, Mahfud MD (buku Setahun bersama Gus Dur, kenangan menjadi menteri di saat sulit) tentang orang Madura yang katanya banyak akal dan cerdik.
Ceritanya
ada seorang tukang becak asal Madura yang pernah dipergoki oleh polisi ketika
melanggar rambu “becak dilarang masuk”. Tukang becak itu masuk ke jalan yang
ada rambu gambar becak disilang dengan garis hitam yang berarti jalan itu tidak
boleh dimasuki oleh becak.
“Apa
kamu tidak melihat gambar itu? Itu kan gambar becak tak boleh masuk jalan ini,”
bentak pak polisi. “Oh saya melihat pak, tapi itu kan gambarnya becak kosong,
tidak ada pengemudinya. Becak saya kan ada yang mengemudi, tidak kosong berarti
boleh masuk,” jawab si tukang becak .
“Bodoh,
apa kamu tidak bisa baca? Di bawah gambar itu kan ada tulisan bahwa becak
dilarang masuk,” bentak pak polisi lagi.
“Tidak
pak, saya tidak bisa baca, kalau saya bisa membaca maka saya jadi polisi
seperti sampeyan, bukan jadi tukang becak seperti ini,” jawab si tukang becak
sambil cengengesan.
Radio
Islami
Seorang Indonesia yang baru pulang menunaikan ibadah haji terlihat marah-marah.
Seorang Indonesia yang baru pulang menunaikan ibadah haji terlihat marah-marah.
“Lho
kang, ngopo (kenapa) ngamuk-ngamuk mbanting radio?” tanya kawannya penasaran.
“Pembohong!
Gombal!” ujarnya geram. Temannya terpaku kebingungan. “Radio ini di Mekkah tiap
hari ngaji Al-Qur’an terus. Tapi di sini, isinya lagu dangdut tok. Radio begini
kok dibilang radio Islami.”
“Sampean
tahu ini radio Islami dari mana?”
“Lha…,
itu bacaannya ‘all-transistor’, pakai ’Al’.”
Humor
Gusdur : Membuat Orang-Orang Berdo’a
Di
pintu akherat seorang malaikat menanyai seorang sopir Metro Mini. “Apa kerjamu
selama di dunia?” tanya malaikat itu.
“Saya
sopir Metro Mini, Pak.” lalu malaikat itu memberikan kamar yang mewah untuk
sopir Metro tersebut dan peralatan yang terbuat dari emas.
Lalu
datang Gus Dur dengan dituntutn ajudannya yang setia.
“Apa
kerja kamu di dunia?” tanya malaikat kepada Gus Dur.
“Saya
presiden dan juga juru dakwah Pak…” lalu malaikat itu memberikan kamar yang
kecil dan peralatan dari kayu. Melihat itu Gus Dur protes.
“Pak
kenapa kok saya yang presiden sekaligus juru dakwah mendapatkan yang lebih
rendah dari seorang sopir Metro..?” Dengan tenang malaikat itu menjawab:
“Begini Pak… Pada saat Bapak ceramah, Bapak membuat orang-orang semua ngantuk
dan tertidur… sehingga melupakan Tuhan. Sedangkan pada saat sopir Metro Mini
mengemudi dengan ngebut, ia membuat orang-orang berdoa…”
Humor
Gusdur : Gus Dur Digoda
Salah
seorang anak Gus Dur dengan penuh rasa ingin tahu mengamati ayahnya yang sedang
memoleskan krim pembersih wajah yang dicurinya dari meja rias istrinya ke
seluruh bagian mukanya.
“Kenapa
sih…Bapak selalu mengoleskan itu di wajah?” tanya anak itu.
“Supaya
bapakmu ini ganteng terus,” jawab Gus Dur.
Tak
berapa lama kemudian Gus Dur mengambil kapas dan mengusap krem yang menempel di
wajahnya seperti yang sering dilakukan istrinya.
“Lho
kok dihapus sih Pak? Putus asa ya…?” goda anaknya.
Humor
Gusdur : Horas Gaya Jawa
Dalam menyampaikan pengantar pidato kenegaraan menyambut HUT ke-55 RI itu Gus Dur juga menyinggung soal keragaman etnis di Indonesia. Maka, kata Gus Dur, jangan heran kalau ada anggota DPR yang berasal dari Sumatra Utara menyapa dengan horas sebagai salam hangat perkawanan.
Dalam menyampaikan pengantar pidato kenegaraan menyambut HUT ke-55 RI itu Gus Dur juga menyinggung soal keragaman etnis di Indonesia. Maka, kata Gus Dur, jangan heran kalau ada anggota DPR yang berasal dari Sumatra Utara menyapa dengan horas sebagai salam hangat perkawanan.
Sebagai
orang yang berasal dari suku Batak, Ketua DPR Akbar Tandjung tak mau kalah
dengan Gus Dur yang berasal dari suku Jawa itu. Maka, selesai Gus Dur
memberikan pidato, Akbar pun langsung menimpali.
“Saya
juga orang Batak,” kata Akbar, yang beristri orang Solo. “Tapi, kalau orang
Batak seperti saya, yang sudah lama di Jawa, akan beda menguncapkannya.”
Lho,
di mana pula letak perbedaannya, Bah? “Ya, orang Batak yang lama di Jawa
seperti saya ini akan mengatakan horaaa…s,” ujar Akbar dengan nada lembut.
Humor
Gusdur : Semua Presiden Punya Penyakit Gila
Kelihaian Gus Dur dalam melakukan serangan politik sambil berkelit dengan mengundang senyum geli memang tak diragukan lagi.
Kelihaian Gus Dur dalam melakukan serangan politik sambil berkelit dengan mengundang senyum geli memang tak diragukan lagi.
Serangan
atau kelitan poitik Gus Dur kerap mengundang tawa geli karena selain sangat
keras juga lucu. Dia memang dikenal sebagai penyaji humor politik tingkat
tinggi.
Kita
masih ingat humor politik Gus Dur yang dilempar kepada Presiden Kuba Fidel
Castro. Ketika melakukan kunjungan kenegaraan ke Kuba, Gus Dur memancing tawa
saat menyelingi pembicaraannya dengan Castro bahwa semua presiden Indonesia
punya penyakit gila.
punya penyakit gila.
Presiden
pertama Bung Karno gila wanita, presiden kedua Soeharto gila harta, presiden
ketiga Habibie benar-benar gila ilmu, sedangkan Gus Dur sendiri sebagai
presiden keempat sering membuat orang gila karena yang memilihnya juga
orang-orang gila.
Sebelum
tawa Castro reda, Gus Dur langsung bertanya. “Yang Mulia Presiden Castro
termasuk yang mana?” Castro menjawab sambil tetap tertawa, “Saya termasuk yang
ketiga dan keempat.”
Apa
selesai sampai di situ? Tidak. Ketika mengunjungi Habibie di Jerman, oleh orang
dekat Habibie, Gus Dur diminta mengulangi cerita lucunya dengan Castro itu.
Merasa tak enak untuk menyebut Habibie benar-benar gila atau gila beneran, Gus Dur
memodifikasi cerita tersebut. Kepada Habibie, dia mengatakan, dirinya bercerita
kepada Castro bahwa presiden Indonesia hebat-hebat.
Kata
Gus Dur, Presiden Soekarno negarawan, Presiden Soeharto seorang hartawan,
Presiden Habibie ilmuwan, sedangkan Gus Dur wisatawan.
Selain
menghindari menyebut Habibie benar-benar gila, jawaban itu sekaligus merupakan
jawaban Gus Dur yang bersahabat atas kritik bahwa dirinya sebagai presiden
banyak pergi ke luar negeri seperti berwisata saja.
Humor
Gusdur : Bukan Saya
Di
sebuah sekolah dasar di Los Palos, Timtim, seorang sersan kepala yang galak
jadi guru pengganti. Kali ini dia mengajarkan sejarah kemerdekaan RI untuk
anak-anak kelas III. Untuk menguji daya tangkap para muridnya, ia bertanya
dengan suara keras, “Coba, siapa yang menurunkan bendera merah, putih, biru, di
Hotel Oranye Surabaya?”
Murid-murid
yang terlanjur dicekam rasa ketakutan serentak menjawab, “Bukan saya, Pak.
Jangan tangkap saya!”
Humor
Gusdur : Sopir Metromini dan Juru Dakwah
Di pintu akherat seorang malaikat menanyai seorang sopir Metro Mini. “Apa kerjamu selama di dunia?” tanya malaikat itu. “Saya sopir Metro Mini, Pak.” Lalu malaikat itu memberikan kamar yang mewah untuk sopir Metro tersebut dan peralatan yang terbuat dari emas.
Lalu
datang Gus Dur dengan dituntun ajudannya yang setia. “Apa kerja kamu di
dunia?” tanya malaikat kepada Gus Dur.
“Saya mantan presiden dan juga juru dakwah Pak…” lalu malaikat itu memberikan kamar yang kecil dan peralatan dari kayu. Melihat itu Gus Dur protes. “Pak kenapa kok saya yang mantan presiden sekaligus juru dakwah mendapatkan yang lebih rendah dari seorang sopir Metro..?” Dengan tenang malaikat itu menjawab: “Begini Pak… Pada saat Bapak ceramah, Bapak membuat orang-orang semua ngantuk dan tertidur… sehingga melupakan Tuhan. Sedangkan pada saat sopir Metro Mini mengemudi dengan ngebut, ia membuat orang-orang berdoa ….”
Humor
Gusdur : Soeharto Pilih NU ‘Diskon’
Suatu hari, di bulan Ramadan, Gus Dur bersama seorang kiai lain (kiai Asrowi) pernah diundang ke kediaman mantan presiden Soeharto untuk buka bersama. Setelah buka, kemudian salat Maghrib berjamaah. Setelah minum kopi, teh dan makan, terjadilah dialog antara Soeharto dan Gus Dur. Soeharto: “Gus Dur sampai malam di sini?”
Gus
Dur: “Engga Pak! Saya harus segera pergi ke ‘tempat lain’.”
Soeharto:
“Oh iya ya ya… silaken. Tapi kiainya kan ditinggal di sini ya?”
Gus
Dur: “Oh, iya Pak! Tapi harus ada penjelasan.”
Soeharto:
“Penjelasan apa?”
Gus
Dur: “Salat Tarawihnya nanti itu ‘ngikutin’ NU lama atau NU baru?”
Soeharto jadi bingung, baru kali ini dia mendengar ada NU lama dan NU baru. Kemudian dia bertanya. Soeharto: “Lho NU lama dan NU baru apa bedanya?”
Gus
Dur: ” Kalau NU lama, Tarawih dan Witirnya itu 23 rakaat.”
Soeharto:
“Oh iya iya ya ya… ga apa-apa….”
Gus Dur sementara diam. Soeharto: “Lha kalau NU baru?”
Gus
Dur: “Diskon 60% !”
Hahahahahaha…. (Gus Dur, Soeharto, dan orang-orang yang mendengar dialog tersebut pun tertawa.) Gus Dur: “Ya, jadi salat Tarawih dan Witirnya cuma tinggal 11 rakaat.”
Soeharto:
“Ya sudah, saya ikut NU baru aja, pinggang saya sakit.” (mbs)
|
Humor
Gusdur : Pasar Glodok
Suatu
hari Gus Dur berkeliling dunia dengan naik pesawat. Dia mengundang Clinton dan
Hosni Mubarak untuk menyertainya. Ketika di tengah perjalanan, Clinton
memamerkan kebanggaan negerinya.
“Wah,
kita sedang berada di New York!”
“Loh kok bisa tahu?” tanya Gus Dur
“Ini patung Liberty kepegang sama saya,” jawab Clinton.
“Loh kok bisa tahu?” tanya Gus Dur
“Ini patung Liberty kepegang sama saya,” jawab Clinton.
Kemudian
selang beberapa lama giliran Mubarak yang angkat bicara
“Sekarang kita berada di Mesir,” ujarnya
“Loh kok bisa tahu?” tanya Gus Dur
“Ini piramidnya nyentuh bokong saya,” jawab Mubarak.
“Sekarang kita berada di Mesir,” ujarnya
“Loh kok bisa tahu?” tanya Gus Dur
“Ini piramidnya nyentuh bokong saya,” jawab Mubarak.
Akhirnya
Gus Dur pun tidak mau kalah dan angkat bicara
“Sekarang kita sudah tiba di Pasar Glodok, Indonesia!” ujarnya
“Bagaimana Anda bisa tahu?” tanya Clinton dan Mubarak bersamaan
“Ini buktinya, jam tangan saya hilang,” ujar Gus Dur.
Humor Gusdur : Ngebor Kebanyakan
“Mengapa muncul bencana lumpur dan gas panas di Sidoarjo?” tanya Gus Dur.
“Ngebornya La Pindo, jadi jebol. Kalau La Pisan mungkin aman. Dalam bahasa Jawa Timuran Pindo kan dua kali, Pisan, sekali,” kata Gus Dur menjawab pertanyaannya sendiri.
“Sekarang kita sudah tiba di Pasar Glodok, Indonesia!” ujarnya
“Bagaimana Anda bisa tahu?” tanya Clinton dan Mubarak bersamaan
“Ini buktinya, jam tangan saya hilang,” ujar Gus Dur.
Humor Gusdur : Ngebor Kebanyakan
“Mengapa muncul bencana lumpur dan gas panas di Sidoarjo?” tanya Gus Dur.
“Ngebornya La Pindo, jadi jebol. Kalau La Pisan mungkin aman. Dalam bahasa Jawa Timuran Pindo kan dua kali, Pisan, sekali,” kata Gus Dur menjawab pertanyaannya sendiri.
Humor
Gusdur : Iklan Gratis
handoyo ‘Gus Pur’ epigon Gus Dur bernafas lega ketika dipertemukan dengan tokoh aslinya yaitu Gus Dur, saat program Kick Andy yang diputar di Metro TV, Kamis 15/11/2007.
“Apakah Handoyo pernah minta ijin langsung kepada Anda untuk menjadi Gus Dur dalam Republik Mimpi?” tanya Andy F. Noya, host program itu, kepada Gus Dur.
“Abis gimana lagi, yah anggep saja sudah,” jawab Gus Dur enteng.
Dalam kesempatan itu, Gus Dur mengaku senang dengan adanya tokoh Gus Pur dalam parodi politik itu. “Itung-itung advertensi (iklan) gratis,” katanya disambut gelak tawa penonton.
Bahkan ketika ditanya lebih ganteng siapa antara Gus Dur dan Gus Pur. Gus Dur mengatakan Handoyo seperti iklan film foto yang bermoto ‘seindah warna aslinya’, tapi Gus Dur memplesetkannya menjadi, “lebih indah dari warna aslinya,” kata Gus Dur.
handoyo ‘Gus Pur’ epigon Gus Dur bernafas lega ketika dipertemukan dengan tokoh aslinya yaitu Gus Dur, saat program Kick Andy yang diputar di Metro TV, Kamis 15/11/2007.
“Apakah Handoyo pernah minta ijin langsung kepada Anda untuk menjadi Gus Dur dalam Republik Mimpi?” tanya Andy F. Noya, host program itu, kepada Gus Dur.
“Abis gimana lagi, yah anggep saja sudah,” jawab Gus Dur enteng.
Dalam kesempatan itu, Gus Dur mengaku senang dengan adanya tokoh Gus Pur dalam parodi politik itu. “Itung-itung advertensi (iklan) gratis,” katanya disambut gelak tawa penonton.
Bahkan ketika ditanya lebih ganteng siapa antara Gus Dur dan Gus Pur. Gus Dur mengatakan Handoyo seperti iklan film foto yang bermoto ‘seindah warna aslinya’, tapi Gus Dur memplesetkannya menjadi, “lebih indah dari warna aslinya,” kata Gus Dur.
Humor
Gusdur : Dicium Artis Cantik
Magnet
sense of humor Gus Dur yang tinggi membuat kesengsem salah satu artis cantik
saat hadir dalam suatu acara di rumah salah seorang pengasuh Pondok Kajen.
Saking gemesnya, artis itu dengan santai langsung ngesun (mencium) pipi Gus Dur
tanpa pake permisi.
Jelas
beberapa di antara mereka yang hadir langsung dibikin kaget dan bingung. Siapa
yang kuat ngeliat kiat nyentrik cuma diem aja disun (dicium) artis cantik.
Tak
lama kemudian begitu sudah agak sepi, Gus Mus yang sedang di antara mereka,
langsung numpahin sederet kalimat yang sudah dari tadi cuma bisa disimpan dalam
hati.
“Loh
Gus, Kok Gus Dur diam saja sih disun sama perempuan?’
Dengan
santai dan silakan bayangin sendiri gayanya, Gus Dur malah ngasih jawaban
sepele.
“Lha
wong saya kan nggak bisa lihat. Ya mbok sampeyan jangan pengen.”
Humor
Gusdur : Tuhan Tak Perlu Dibela
Saat
kebanyakan orang saling menunjukkan diri sebagai ‘pihak yang paling garang’ dan
‘paling ngotot’ mengatakan diri mereka adalah sedang dalam perlawanan membela
agama Tuhan. Jelas ini adalah sikap yang lagi-lagi gegabah.
“Tuhan
nggak perlu dibela,” jawaban Gus Dur kala itu. Karuan saja omongan itu juga
menimbulkan kontroversi. Hingga akhirnya teman Gus Dur, KH Mustafa Bisri pun
ikut angkat bicara.
“Tuhan
itu sebenarnya nggak butuh kita. Kalau se-Indonesia ini mau jadi kafir semua,
Tuhan juga nggak akan bermasalah,” sambung Gus Mus menguatkan pernyataan Gus
Dur
Humor
Gusdur : Maju Aja Dituntun, Apalagi Mundur
Dur
dalam berbagai kesempatan selalu berkata jujur. Akibat kejujurannya itu, kadang
kala disertai humor “tingkat tinggi” yang membuat para pendengarnya tergelak.
Salah
satu contohnya kala Gus Dur menanggapi berbagai desakan agar dirinya mundur.
Tanpa basa-basi dia pun menimpali.
“Maju
aja masih harus dituntun, apalagi mundur,” ujar Gus Dur
Humor
Gusdur : Presiden Wisatawan
Teladan
yang diberikan Gus Dur sangat banyak. Misalnya saja saat memberikan pidato di
Jerman yang ikut serta mantan Presiden Indonesia BJ Habibie. Di situ Gus Dur
runtut menyebutkan status kepresidenan dari masa Pak Karno sampai dirinya.
“Pak
Karno itu presiden yang negarawan, Pak Harto hartawan, Pak Habibie, sedang saya
sendiri Wisatawan,” ujar Gus Dur jujur.
Pernyataan
Gus Dur itu mungkin untuk menanggapi berbagai pernyataan bahwa selama dia
menjabat presiden gemar melancong/kunjungan ke luar negeri
Humor
Gusdur : Pikiran p o r n o
Dalam
suatu kesempatan Gus Dur mengeluarkan sebuah pernyataan yang sebenarnya tidak
dimaksudkan untuk menghina. Namun dengan itu bagian dari upaya Gus Dur
menyampaikan joke.
“Alquran
itu kita suci yang paling p o r n o. Ya kan bener, di dalamnya ada kalimat
menyusui. Berarti mengeluarkan tetek. Ya udah, cabul kan?”
Mungkin
dengan hanya kalimat guyonan itu sebagian masih ada yang merasa diresahkan.
Masa sih ulama yang terkenal wali kaya gitu? Maka, di lain waktu Gus Dur
mengulangi penjelasannya dengan memilih bahasa yang lebih sopan.
“Maksudnya,
itu ayat jadi por no kalau yang baca lagi punya pikiran yang ngeres. Kalau
nggak, ya udah. Berarti beres.”
Masih
nggak puas. Karenanya pertanyaan berikutnya segera menyusul. “Tapi Gus, Alquran
kan bahasanya sopan?”
“Betul, juga bahasa di luar Alquran banyak yang sopan. Tapi, waktu teman saya naik bus, lihat orang lagi bunting. Terus dia mbatin kenapa bisa bunting? Mendadak ‘barangnya’ (alat kelaminnya) berdiri gara-gara pikirannya itu,” jawab Gus Dur.
“Betul, juga bahasa di luar Alquran banyak yang sopan. Tapi, waktu teman saya naik bus, lihat orang lagi bunting. Terus dia mbatin kenapa bisa bunting? Mendadak ‘barangnya’ (alat kelaminnya) berdiri gara-gara pikirannya itu,” jawab Gus Dur.
Ya,
begitulah Gus Dur
Humor
Gusdur : Olimpiade
Hampir
tak ada negara yang rela ketinggalan mengikuti Olimpiade . Acara empat tahunan
itu merupakan salah satu cara promosi negara masing-masing. Dan tentu saja ,
peristiwa ini juga sangat bergengsi karena acara ini diliput oleh semua media
massa negara peserta. Wajarlah kalau setiap negara berusaha mengirimkan atlet
terbaiknya, dengan harapan mereka bisa mendapatkan emas. Begitulah sambutan Gus
Dur saat melepas tim Indonesia ke Olimpiade Sidney yang baru lalu.
Gus
Dur lalu bercerita tentang peristiwa yang pernah terjadi di Suriah. Pada waktu
Olimpiade beberapa tahun yang lalu, tuturnya, kebetulan pelari asal Suriah
merebut medali emas. Sang pelari mampu memecahkan rekor tercepat dari pemenang
sebelumnya, bahkan selisih waktunya pun terpaut jauh.
Maka,
dia langsung dikerubuti wartawan karena punya nilai berita yang sangat tinggi.
“Apa
sih rahasia kemenangan anda?” tanya wartawan.
“Mudah
saja,” jawab si pelari Suriah, enteng, “Tiap kali bersiap-siap akan start, saya
membayangkan ada serdadu Israel di belakang saya yang mau menembak saya.”
Ini
cerita Gus Dur tentang situasi Rusia, tidak lama setelah bubarnya Uni Soviet.
Sosialisme hancur, dan para birokrat tidak punya pengalaman mengelola sistem
ekonomi pasar bebas. Di masa sosialisme, memang rakyat sering antre untuk
mendapatkan macam-macam kebutuhan pokok, tapi manajemennya rapi, sehingga semua
orang kebagian jatah. Sekarang, masyarakat tetap harus antre, tapi karena
manejemennya jelek, antrean umumnya sangat panjang, dan banyak orang yang tidak
kebagian jatah.
Begitulah,
seorang aktivis sosial berkeliling kota Moskow untuk mengamati bagaimana sistem
baru itu bekerja. Di sebuah antrean roti, setelah melihat banyaknya orang yang
tidak kebagian, aktivis itu menulis di buku catatannya, “roti habis.”
Lalu
dia pergi ke antrean bahan bakar. Lebih banyak lagi yang tak kebagian. Dan dia
mencatat “bahan bakar habis!”, kemudian dia menuju ke antrean sabun. Wah
pemerintah kapitalis baru ini betul-betul brengsek, banyak sekali masyarakat
yang tidak mendapat jatah sabun. Dia menulis besar-besar “SABUN HABIS!”.
Tanpa
dia sadari, dia diikuti oleh seorang intel KGB. Ketika dia akan meninggalkan
antrean sabun itu, si intel menegur “Hey bung! dari tadi kamu sibuk
mencatat-catat terus, apa sih yang kamu catat?”.
Sang
aktivis menceritakan bahwa dia sedang melakukan penelitian tentang kemampuan
pemerintah dalam mendistribusikan barang bagi rakyat .
“Untung
kamu ya, sekarang sudah jaman reformasi”, ujar sang intel, “Kalau dulu, kamu
sudah ditembak”.
Sambil
melangkah pergi, aktivis itu mencatat, “Peluru juga habis!
Humor
Gusdur : Salad
Gus
Dur nggak mati akal kalau urusan melucu. Bahkan, guyonan Gus Dur pun juga
diucapkan dalam bahasa asing. Suatu ketika Gus Dur bercerita tentang ada
seorang pejabat negara ini yang diundang ke luar negeri.
Dia
lalu mengisahkan seorang istri pejabat Indonesia yang dijamu makan malam dalam
sebuah kunjungan ke luar negeri.
Dalam
kesempatan itu, kata Gus Dur, si nyonya pejabat ditawarkan makanan pembuka oleh
seorang pramusaji, “you like salad, madame?”
“Oh
sure, I like Salat five time a day. Shubuh, Dzuhur, Asyar, Maghrib and Isya,”
jawab si Nyonya percaya diri.
Humor
Gusdur : Derajad Sopir Angkot di atas Pak Kyai
Di
pintu akherat seorang malaikat menanyai seorang sopir Metro Mini. “Apa kerjamu
selama di dunia?” tanya malaikat itu.
“Saya
sopir Metro Mini, Pak.” lalu malaikat itu memberikan kamar yang mewah untuk
sopir Metro tersebut dan peralatan yang terbuat dari emas.
Lalu
datang Gus Dur dengan dituntutn ajudannya yang setia.
“Apa
kerja kamu di dunia?” tanya malaikat kepada Gus Dur.
“Saya
presiden dan juga juru dakwah Pak…” lalu malaikat itu memberikan kamar yang
kecil dan peralatan dari kayu. Melihat itu Gus Dur protes.
“Pak
kenapa kok saya yang presiden sekaligus juru dakwah mendapatkan yang lebih
rendah dari seorang sopir Metro..?” Dengan tenang malaikat itu menjawab:
“Begini Pak… Pada saat Bapak ceramah, Bapak membuat orang-orang semua ngantuk
dan tertidur… sehingga melupakan Tuhan. Sedangkan pada saat sopir Metro Mini
mengemudi dengan ngebut, ia membuat orang-orang berdoa…”
Humor
Gusdur : Membayangkan Serdadu Israel
Hampir
tak ada negara yang rela ketinggalan mengikuti olimpiade. Acara empat tahunan
itu merupakan salah satu cara promosi negara masing-masing. Dan tentu saja,
peristiwa ini juga sangat bergengsi karena acara ini diliput oleh media massa
semua negara peserta.
Wajarlah kalau setiap negara berusaha mengirimkan atlet terbaiknya, dengan harapan mereka bisa mendapat medali emas. Begitulah sambutan Presiden Gus Dur saat melepas tim Indonesia ke Olimpiade Sydney kala itu.
Wajarlah kalau setiap negara berusaha mengirimkan atlet terbaiknya, dengan harapan mereka bisa mendapat medali emas. Begitulah sambutan Presiden Gus Dur saat melepas tim Indonesia ke Olimpiade Sydney kala itu.
Gus
Dur lalu bercerita tentang peristiwa yang pernah terjadi di Suriah. Pada waktu
Olimpiade beberapa tahun lalu, tuturnya, kebertulan pelari asal Suriah
memeperoleh medali emas. Sang pelari mampu memecahkan rekor tercepat dari
pemenang sebelumnya. Bahkan selisih waktunya pun terpaut jauh.
Maka,
ia langsung dikerubuti para wartawan karena punya nilai berita yang sangat
tinggi. “Apa sih rahasia kemenangan Anda? tanya wartawan.
“Mudah
saja” jawab si pelari Suriah, enteng. “Tiap kali bersiap-siap akan mulai, saya
membayangkan ada serdadu Israel di belakang saya yang akan menembak saya.”
Humor
Gusdur : Gus Dur Ngelu
“Saya
mau bertanya sama Pak Permadi dan para hadirin.” kata Sutradara Film Garin
Nugroho dalam wayangan. Biasanya, tokoh-tokoh baik itu kalau situasinya susah
pada berubah semua. Petruk misalnya, ketika mau jadi raja tiba-tiba berubah
wataknya.
Permadi yang ditanya Gus Dur yang mnejawab. Ia membenarkan bahwa watak Petruk berubah ketika ia mau menjadi raja. “Makanya, kalau mencari pemimpin mestinya yang tak gampang berubah,” tambah Gus Dur.
Permadi yang ditanya Gus Dur yang mnejawab. Ia membenarkan bahwa watak Petruk berubah ketika ia mau menjadi raja. “Makanya, kalau mencari pemimpin mestinya yang tak gampang berubah,” tambah Gus Dur.
“Kalau
menurut Pak Permadi, Gus Dur itu berubah tidak? celetuk seorang hadirin.
“Ya,
agak berubah,” jawab Permadi.
“Misalnya dalam hal apa?”
“Misalnya, kalau dulu Gus Dur itu masih suka kumpul-kumpul dengan saya, sekarang hampir tidak pernah lagi.”
“Misalnya dalam hal apa?”
“Misalnya, kalau dulu Gus Dur itu masih suka kumpul-kumpul dengan saya, sekarang hampir tidak pernah lagi.”
“Kalau
itu sih sebabnya sederhana,” sahut Gus Dur.
“Sederhana
bagaimana Gus?” kejar hadirin.
“Ngelu (pusing).”
“Ngelu (pusing).”
Humor
Gusdur : Anggur Mukti Ali
Pada
kunjungan keliling Eropa bulan Februari 2000, Gus Dur ketemu para kepala
negara/pemerintahan. Dia antara lain ketemu Presiden Perancis Jacques Chirac.
Untuk mencairkan suasana, seperti biasa, dia memasang jurus ampuhnya: humor.
Dan tentu saja guyonan yang dipilihnya adalah sedikit banyak ada sangkutannya
dengan tuan rumah.
Menurut Gus Dur, pada tahun 1970-an di Indonesia mulai diupayakan dialog antaragama. Penggagasnya adalah Prof Mukti Ali, waktu itu menteri agama.
Menurut Gus Dur, pada tahun 1970-an di Indonesia mulai diupayakan dialog antaragama. Penggagasnya adalah Prof Mukti Ali, waktu itu menteri agama.
“Saya
sangat setuju dengan prinsipnya, tapi tidak setuju dengan contoh yang diberikan
Mukti Ali,” ujar Gus Dur.
“Mengapa?”
tanya Presiden Chirac, mulai heran.
“Menurut Mukti Ali, semua agama itu sama saja; sama bagusnya, sama luhurnya. Ini saya setuju. Tapi dia memberi contoh dengan menyebut anggur. Ini saya tidak setuju. Sebabm, kata Mukti Ali, agama-agama itu seperti anggur. Bisa dimasukkan ke gelas yang pendek, yang lonjong, yang bulat dan sebagainya, tapi isinya sama saja; anggur.”
“Menurut Mukti Ali, semua agama itu sama saja; sama bagusnya, sama luhurnya. Ini saya setuju. Tapi dia memberi contoh dengan menyebut anggur. Ini saya tidak setuju. Sebabm, kata Mukti Ali, agama-agama itu seperti anggur. Bisa dimasukkan ke gelas yang pendek, yang lonjong, yang bulat dan sebagainya, tapi isinya sama saja; anggur.”
“Lho,
mengapa Anda tidak setuju?” tanya Chirac, belum paham juga.
“Sebab
anggur itu macam-macam, wadahnya juga macam-macam. Tidak bisa sembarangan.”
“Ya,
betul, betul,” kata Chirac sambil tertawa. “Saya tahu benar tentang hal itu
sebab saya orang Prancis.”
Humor
Gusdur : Kayak Digigit Semut
Ketika
menunggu giliran di ruang tungngu pasien, seorang pria remaja berumur 13 tahun
bertanya kepada bapaknya, “Paka! kalau kita disuntik itu, sakit ya, Pak?”
“Oh,
tentu saja tidak Nak! Kalau kita disuntik itu, rasanya seperti digigit semut!”
Beberapa
saat kemudian, tibalah saatny si anak remaja ini masuk ke kamar periksa tanpa
mau diantar bapaknya setelah ia mengetahui kalau disuntik itu rasanya seperti
digigit semut.
Lima
menit kemudian, si Bapak yang menunggu di ruang tunggu pasien ini terkejut
mendengar jeritan sang dokter yang kemudian disusul jeritan anaknya. Setelah
pintu kamar periksa dibuka, dilihatnya anaknya yang berjalan pincang dengan
pahanya yang biru bengkak, dan mata sang dokter pun juga membengkak.
“Lho!
Anak saya ini kenapa, Dok? Kok, jalannya pincang begini?” tanya si Ayah kepada
sang dokter.
“Begini,
Pak,” papar sang dokter, “Ketika anak bapak ini mau saya suntik, tiba-tiba dia
meronta-ronta kemudian mata saya dipukul oleh dia, dan …”
“Bapak
bohong!!!” protes anak remaja itu kepada bapaknya, “Bapak bilang kalau disuntik
itu rasanya seperti digigit semut, ternyata, seperti digigit buaya! Buktinya,
lihat ini! bekas gigitannya!”
Humor
Gusdur : Siapa Lebih dekat dengan Tuhan
Perbedaan
dalam berbagai hal termasuk aliran dan agama, kata mantan Presiden RI ini,
sebaiknya diterima karena itu bukan sesuatu masalah.
Jika
sudah bisa menerima perbedaan maka akan lebih terbuka dalam berdialog, bahkan
kata Gus Dur, lahir lelucon seperti yang dilontarkan seorang kyai, bhiksu, dan
pendeta.
“Pendeta
mengatakan; Kami dekat sekali dengan Tuhan. Jadi kami memangil Tuhan Anak,
Tuhan Bapak. Si bhiksu menimpali; Kami juga dekat. Bukan manggil Bapak, tapi
Om. Lha bagaimana dengan Anda, pak kyai? Pak Kyai menjawab; Boro-boro deket,
manggil-nya aja mesti pake menara,” urai Gus Dur diiringi tawa seisi ruangan.
Humor
Gusdur : Mana Kuli Mana Kyai ???
Rombongan
jamaah haji NU dari Tegal tiba di Bandara King Abdul Aziz, Jeddah Arab Saudi.
Langsung saja kuli-kuli dari Yaman berebutan untuk mengangkut barang-barang
yang mereka bawa. Akibatnya, dua orang di antara kuli-kuli itu terlibat
percekcokan serius dalam bahasa Arab.
Melihat
itu, rombongan jamaah haji tersebut spontan merubung mereka, sambil berucap:
Amin, Amin, Amin!
Gus
Dur yang sedang berada di bandara itu menghampiri mereka: “Lho kenapa Anda
berkerumun di sini?”
“Mereka
terlihat sangat fasih berdoa, apalagi pakai serban, mereka itu pasti kyai.”
Politik
Humor Gus Dur
Oleh
Moh. Mahfud M.D.
Seorang
pejabat tinggi, sebut saja si Fulan, merasa deg-degan dicap sebagai
koruptor
oleh Gus Dur. Sebab, Gus Dur mengatakan bahwa perbuatan tertentu yang
dilakukan
si Fulan tak bisa lain kecuali diartikan korupsi. “Dibolak-balik
bagaimanapun,
itu adalah korupsi. Titik,” kata Gus Dur.
Mungkin
atas permintaan si Fulan atau diimbau orang lain, salah seorang yang
dekat
dengan Gus Dur meminta agar Gus Dur tak lagi menyerang si Fulan, apalagi
dengan
tuduhan korupsi. Si Fulan dalam kasus itu sama sekali tak melakukan
korupsi,
melainkan sekadar meneruskan secara resmi sebuah permohonan. Apalagi,
ada
yang memalsukan susbtansi persoalannya. Gus Dur pun setuju untuk tak lagi
mengatakan
si Fulan korupsi
Tetapi
besoknya, Gus Dur bilang si Fulan itu tergolong teroris karena ikut
mendalangi
beberapa kerusuhan. Ketika ditanya mengapa masih menyerang si Fulan,
padahal
sudah menyatakan tak akan menyerangnya lagi, Gus Dur pun menjawab bahwa
dirinya
sudah memenuhi janji untuk tidak lagi mengatakan si Fulan korupsi.
“Saya
tadi kan tak bilang dia korupsi, saya hanya bilang teroris,” jawabnya
enteng.
***
Cerita
tersebut menunjukkan kelihaian Gus Dur melakukan serangan politik sambil
berkelit
dengan mengundang senyum geli. Serangan atau kelitan poitik Gus Dur
kerap
mengundang tawa geli karena selain sangat keras juga lucu. Dia memang
dikenal
sebagai penyaji humor politik tingkat tinggi.
Kita
masih ingat humor politik Gus Dur yang dilempar kepada Presiden Kuba Fidel
Castro.
Ketika melakukan kunjungan kenegaraan ke Kuba, Gus Dur memancing tawa
saat
menyelingi pembicaraannya dengan Castro bahwa semua presiden Indonesia
punya
penyakit gila. Presiden pertama Bung Karno gila wanita, presiden kedua
Soeharto
gila harta, presiden ketiga Habibie benar-benar gila alias gila
beneran,
sedangkan Gus Dur sendiri sebagai presiden keempat sering membuat
orang
gila karena yang memilihnya juga orang-orang gila.
Sebelum
tawa Castro reda, Gus Dur langsung bertanya. “Yang Mulia Presiden
Castro
termasuk yang mana?” Castro menjawab sambil tetap tertawa, “Saya
termasuk
yang ketiga dan keempat.”
Apa
selesai sampai di situ? Tidak. Ketika mengunjungi Habibie di Jerman, oleh
orang
dekat Habibie Gus Dur diminta mengulangi cerita lucunya dengan Castro
itu.
Merasa tak enak untuk menyebut Habibie benar-benar gila atau gila beneran,
Gus
Dur memodifikasi cerita tersebut. Kepada Habibie, dia mengatakan, dirinya
bercerita
kepada Castro bahwa presiden Indonesia hebat-hebat.
Kata
Gus Dur, Presiden Soekarno negarawan, Presiden Soeharto seorang hartawan,
Presiden
Habibie ilmuwan, sedangkan Gus Dur wisatawan.
Selain
menghindari menyebut Habibie benar-benar gila, jawaban itu sekaligus
merupakan
jawaban Gus Dur yang bersahabat atas kritik bahwa dirinya sebagai
presiden
banyak pergi ke luar negeri seperti berwisata saja.
Gus
Dur memang sangat humoris. Bahkan, pelawak-pelawak Srimulat jadi kelabakan
jika
beradu lucu dengan Gus Dur. Suatu saat, Tarzan Srimulat dan kawan-kawan
mengaku
kehabisan bahan untuk melucu karena acaranya didahului dengan sambutan
Gus
Dur yang sangat lucu. Dalam melucu, Gus Dur tak jarang memulai dengan
menertawai
dirinya sendiri sehingga orang lain tak tersinggung.
Ketika
berceramah di depan kerumunan massa, misalnya, Gus Dur mengajak massa
untuk
membaca salawat bersama-sama dengan suara keras. Setelah itu, dia
mengatakan,
selain mencari pahala, ajakan membaca salawat tersebut adalah untuk
mengetahui
berapa banyak orang yang hadir.
“Dengan
lantunan salawat tadi, saya jadi tahu berapa banyak yang hadir di sini.
Habis,
saya tak bisa melihat. Jadi, untuk tahu besarnya yang hadir, ya dari
suara
salawat saja,” jelasnya.
Tapi,
humor dan kelitan Gus Dur bukan sekadar lucu-lucuan. Ketika pada
1998/1999
terjadi kontroversi panas mengenai wacana negara kesatuan dan negara
federal,
Gus Dur menawarkan solusi agak lucu tetapi mengena. Ketika itu, Amien
Rais
dengan bendera PAN mengajak kita berwacana atau memikirkan kemungkinan
Indonesia
menjadi negara federal. Menurut Amien, negara federal bisa lebih
demokratis
diterapkan di negara sebesar Indonesia.
Ajakan
itu kontan mendapat tanggapan panas, misalnya, dari Akbar Tandjung
(Golkar)
dan Megawati (PDIP). Amien diserang habis karena dianggap mau merusak
keutuhan
dan persatuan bangsa dan negara.
Ketika
ditanya soal kontroversi itu, Gus Dur mengatakan, negara federal baik
karena
menjamin lebih demokratis, sedangkan negara kesatuan baik karena lebih
menjamin
keutuhan bangsa.
“Kalau
saya begini saja, namanya tetap negara kesatuan, tapi isinya pakai
negara
federal. Gitu saja kok repot,” kata Gus Dur dalam wawancara eksklusif
dengan
RCTI.
***
Entah
kebetulan, entak tidak, sesudah itu Amien menarik gagasannya soal wacana negara
federal karena banyak yang belum paham. Kata Amien, yang penting lebih
demokratis. Kalau nama federal tak diterima, ya sudah. Hebatnya lagi, UU No
22/1999 (kemudian diubah dengan UU No 32/2004) tentang Pemerintah Daerah tetap
menganut negara kesatuan, tetapi isinya meniru negara federal. Dalam UU
tersebut, pemerintah pusat hanya diberikan urusan-urusan yang biasa dimiliki
negara federal, yaitu keuangan, hubungan luar negeri, hankam, dan peradilan
(kemudian ditambah dengan urusan agama).
Saat
ini, Gus Dur dirawat di rumah sakit. Tapi, media massa memberitakan bahwa dari
tempat perawatannya di RSCM Gus Dur masih terus melontarkan humor-humor politik
yang menyegarkan. Humor bagi Gus Dur adalah vitamin yang menyehatkan.Moh.
Mahfud M.D., menteri pertahanan di era Presiden Abdurrahman Wahid, kini anggota
DPR-RI dari PKB
Via : berbagai sumber
mutiarahadis.co.cc,jokermerah.net,www.akupercaya.com,buntetpesantren.org,putrabatubara.multiply.com,freelists.org,pbasunny.co.cc,iwansusanto.com,blogberita.net,news.okezone.com,gusdur.net
Silahkan
menikmati, saya akan mencoba melengkapi kumpulan humor Gusdur, sambil update bekasi bersih
partisipasi blogger.
Salam
Setelah Berpetualang menemui Megawati, presiden Habibie
dan mantan presiden Soeharto, kini Gusdur menemui Jaya Suprana untuk
mengemukakan lawakannya, rencananya akan ditayangkan di TPI bulan depan.
" Komentar Gusdur terhadap Tiga Presiden RI ".
Negara kita ini aneh, selalu dipimpin oleh orang " gila ",
Presiden Pertama : Gila Wanita.
Presiden Kedua : Gila Harta.
Presiden Ketiga : Gila Sungguhan.
[sumber : Suara Merdeka 16/1/99].
Sekarang Komentar Parto tentang " Komentar Gusdur terhadap Tiga Presiden RI ".
Saya ibaratkan yang mana Gusdur adalah ibarat orang buta yang mengenal Gajah.
Presiden pertama : Gusdur kenal gajah,hanya bagian belalainya yang panjang, Gusdur berpikir pasti ini Hidung belang, gila wanita.
Presiden kedua : Gusdur kenal gajah,hanya bagian perutnya yang besar, Gusdur berpikir pasti ini penimbun makanan, Gila harta.
Presiden ketiga : Gusdur kenal gajah, anak gajah yang baru lahir, Gusdur berpikir, kecil begini sudah jadi presiden, pasti kalau nggak jenius, ya gila beneran. Dan Gusdur menilainya gila beneran.
" Sekarang giliran anda mengomentari Parto . . "
Parto adalah daripada yang mana pelawak yang . . . dan . . . . serta . . . . titik.
" Komentar Gusdur terhadap Tiga Presiden RI ".
Negara kita ini aneh, selalu dipimpin oleh orang " gila ",
Presiden Pertama : Gila Wanita.
Presiden Kedua : Gila Harta.
Presiden Ketiga : Gila Sungguhan.
[sumber : Suara Merdeka 16/1/99].
Sekarang Komentar Parto tentang " Komentar Gusdur terhadap Tiga Presiden RI ".
Saya ibaratkan yang mana Gusdur adalah ibarat orang buta yang mengenal Gajah.
Presiden pertama : Gusdur kenal gajah,hanya bagian belalainya yang panjang, Gusdur berpikir pasti ini Hidung belang, gila wanita.
Presiden kedua : Gusdur kenal gajah,hanya bagian perutnya yang besar, Gusdur berpikir pasti ini penimbun makanan, Gila harta.
Presiden ketiga : Gusdur kenal gajah, anak gajah yang baru lahir, Gusdur berpikir, kecil begini sudah jadi presiden, pasti kalau nggak jenius, ya gila beneran. Dan Gusdur menilainya gila beneran.
" Sekarang giliran anda mengomentari Parto . . "
Parto adalah daripada yang mana pelawak yang . . . dan . . . . serta . . . . titik.
0 komentar:
Posting Komentar