Senin, 05 September 2011

Ahmadiyah adalah Islam (Wafat Demi Mempertahankan Keyakinan)


Mendengar kabar bahwa saudara-saudara Ahmadi di Pandeglang yang sedang mendapatkan ujian, bagi warga Ahmadi ini bukan merupakan suatu hal baru. Karena hal ini merupakan konsekuensi yang harus “ditanggung” oleh setiap Muslim Ahmadi.
Empat orang Ahmadi meninggal dunia dan beberapa Ahmadi terluka parah. Salah satu yang menyebabkan terjadinya “konflik berdarah” ini adalah karena Ahmadiyah dipandang oleh sebagian masyarakat merupakan golongan diluar Islam.
Dalil yang menjadi pegangan sebagian masyarakat ini adalah karena Majlis Ulama Indonesia telah menyatakan bahwa Ahmadiyah adalah golongan diluar Islam.
Fenomena terbaginya Islam dalam beberapa golongan, pada dasarnya bukan merupakan hal baru dalam Islam. Ketika Rasulullah saw. masih hidup, beliau saw. telah memberitahukan kepada para sahabat bahwa umatku nanti akan terpecah dalam 73 golongan.
Selengkapnya hadits tersebut adalah sebagai berikut :
” Dari Abi Hurairah ra bahwa Rasulullah SAW bersabda,?Yahudi terpecah menjadi 71 firqah, nasrani terpecah seperti itu juga. Sedankgan umatku terpecah menjadi 73 firqah.” (HR. At-Tirmizy, nomor 2564 - Kitabul iman bab Ma Ja’a fi iftiraqi hazdhihil ummat. Abu Isa mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih).
Tentunya makna 71, 72 dan 73 bukan berarti jumlahnya demikian, melainkan hal ini mengisyarahkan bahwa memang dalam agama-agama tersebut akan banyak golongan-golongan di dalamnya. Dan Jamaah Islam Ahmadiyah adalah salah satu dari 73 golongan dalam Islam tersebut.
Kita kembali pada pembahasan Ahmadiyah adalah Islam. Apakah yang membuat Muslim Ahmadiyah begitu yakin sehingga walaupun harus mengorbankan nyawa mereka akan tetap mengaku bahwa Ahmadiyah adalah Islam…?
Ahmadiyah menyatakan demikian karena Syahadat Jamaah Islam Ahmadiyah sama seperti umat Islam pada umumnya, yakni Asyhadu anlaailaaha illallaah waasyhadu anna muhammadan Rasuulullaah, sholat lima waktu dalam sehari semalam, membayar zakat, puasa dibulan Ramadhan dan ibadah haji ke tanah suci Mekah.
Lalu apakah yang menjadi “perbedaan” Jamaah Islam Ahmadiyah dengan Islam yang lainnya…?
Selama ini, baik para ulama maupun masyarakat umum mengatakan bahwa sesatnya Ahmadiyah adalah karena memiliki “nabi baru”, Yang mana hal ini bertentangan dengan keyakinan Islam pada umumnya.
Hal yang perlu diketahui dan selama ini tidak dijelaskan oleh para ulama baik yang ada di Majlis Ulama Indonesia maupun ulama diseluruh dunia adalah pendakwaan beliau sebagai Nabi Isa yang ditunggu kedatangannya di akhir zaman Ini.
Nahdhatul Ulama sebagai golongan Islam terbesar di Indonesia menyatakan dalam mukhtamarnya bahwa Nabi Isa itu akan datang dan berpangkat nabi. Apakah dengan memiliki keyakinan demikian NU menjadi golongan diluar Islam…?
Syiah sebagai golongan Islam terbesar di Iran dan juga tersebar di beberapa Negara di luar Iran, selain dalam hal ini ( Isa dan Mahdi ) bahkan saudara-saudara Syiah yang “eksrem” tidak mengakui kekhalifahan Abu Bakar, Umar dan Usman. Syiah meyakini bahwa “wujud” yang akan datang adalah salah satu dari Imam Syiah yang dahulu pernah datang sebelumnya. Apakah dengan memiliki keyakinan demikian Syiah menjadi golongan diluar Islam…?
Ahmadiyah, sama seperti NU dan Syiah memiliki keyakinan bahwa Nabi Isa itu akan datang, akan tetapi Isa yang datang itu bukanlah nabi Isa yang dahulu pernah turun ditengah-tengah umat Israel, melainkan “Isa” dalam wujud manusia yang lain. Hal ini sama seperti kedatangan Nabi Yahya as., sebelum kedatangan Nabi Isa as., di dalam keyakinan orang Yahudi terdapat suatu nubuatan bahwa sebelum Mesias (nabi Isa as.) datang, Elia (nabi Ilyas as.) harus datang terlebih dahulu. Dan Nabi Isa menjelaskan bahwa Elia sudah datang dalam “wujud” Nabi Yahya as.
Inilah keyakinan Jamaah Islam Ahmadiyah, bahwa Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad adalah wujud yang datang sebagai Isa diakhir zaman ini.
Apakah dengan memiliki keyakini seperti ini Jamaah Islam Ahmadiyah menjadi golongan diluar Islam…?


-Oleh: 

Bilal Ahmad Bonyan

Apakah Polisi Tidak Komitmen?


Puluhan tahun yang lalu saat saya sekolah Taman Kanak-Kanak, saya masih ingat saat itu Guru TK saya menjelaskan tentang TUGAS Polisi Lalu lintas itu salah satunya MENGATUR LALU LINTAS termasuk saat terjadi kemacetan. Tapi ternyata setelah saya besar, mungkin apa yang di ceritakan guru TK saya tidak selalu salah. Tapi sering juga saya melihat sekarang, Justru POLISI LALULINTAS tidak mengatur lalulintas saat terjadi kemacetan tapi justru “MENCIPTAKAN” kemacetan di jalan raya.
Bukti-bukti tersebut tentunya sering kita lihat misalnya saat polisi lalu lintas mengawal pejabat negara, sudah dipastikan kemacetan pasti terjadi jika di jalan yang padat. Contoh lain misalnya saat Polisi Lalulintas mengawal pawai rombongan pawai Motor Gede (Moge), itu juga bisa dipastikan membuat kemacetan. Termasuk yang pernah saya alami saat akan mengirimkan bahan-bahan makanan dan minuman ke salah satu Yayasan anak Yatim-Piatu. Gara-gara ulah polisi lalulintas yang “menciptakan” kemacetan ini saya dan teman-teman menjadi terlambat.
Bukankah Polisi Lalu Lintas seharusnya punya KOMITMEN bahwa tugas mereka adalah MENGATUR LALU LINTAS saat terjadi kemacetan dan BUKAN MENCIPTAKAN KEMACETAN ?!.
Mungkin kita akan memberi toleransi kepada kepolisian ketika mengawal rombongan ketika rombongan yang dimaksud berkaitan dengan kegiatan sosial yang jika tidak dilakukan pengawalan bisa merugikan banyak masyarakat. Tapi kalau cuman mengawal pawai komunitas mobil mewah, pawai motor gede, dan pengawalan yang tidak penting, tentunya itu sebuah perilaku yang kurang cerdas dan jauh dari kata bijak.
Dari peristiwa diatas saya pikir Polisi Lalu Lintas tidak boleh marah ketika banyak masyarakat yang menilai bahwa Polisi mau lakukan itu karena mereka “DIBAYAR GEDE” sehingga mereka para polisi lalu lintas dengan tidak punya malu “menggadaikan” KEWAJIBAN mereka yang seharusnya “MENGATUR LALU LINTAS” dan mengatur KEMACETAN tapi justru menjadi pihak yang “MENCIPTAKAN” KEMACETAN ?
(*Catatan: Tulisan ini hanya menyindir polisi-polisi yang seringkali mengutamakan “uang sogokan” daripada mengutamakan kepentingan masyarakat pengguna jalan, karena ingat bahwa pengguna jalan juga sudah bayar pajak untuk bisa menikmati kelancaran dalam berlalu lintas ….

Popular Posts

Tukeran Link

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Powerade Coupons