Minggu, 05 Februari 2012

Sikap Berbahaya Menteri Agama

Kamis, 26 Januari 2012 | 23:19 WIB
 
Pernyataan Suryadharma Ali, yang memojokkan aliran Syiah, sungguh disesalkan. Seharusnya dipahami, sebagai Menteri Agama ia mewakili pemerintah, dan bukannya suara atau kepentingan Partai Persatuan Pembangunan yang dipimpinnya. Sikap yang tak bijak ini hanya akan merusak kebebasan beragama.

Menteri Agama mengatakan bahwa pemerintah sejauh ini menganggap Syiah bukan bagian dari Islam. Dasarnya, menurut dia, Surat Keputusan Bersama Majelis Ulama Indonesia dan Kementerian Agama. Ia juga mengatakan Rapat Kerja Nasional MUI 1984 merekomendasikan umat Islam agar waspada terhadap paham Syiah.

Ucapan seperti itu hanya akan membuat konflik dalam kehidupan beragama memanas lagi. Padahal, sebagai pejabat publik, semestinya ia berupaya menjaga kerukunan beragama. Ia seharusnya justru mengutuk keras pembakaran rumah penganut Syiah di Sampang, Madura, beberapa waktu lalu. Apalagi para penganut aliran ini sampai diusir dari tempat tinggal mereka.

Pak Menteri juga terlihat bersikap plinplan lantaran beberapa hari sebelumnya ia mengatakan Syiah masih dalam koridor Islam. Bahkan Wakil Menteri Agama Nazaruddin Umar mengatakan Syiah tidak menyimpang dari ajaran Islam. Ia juga mengatakan, di negara-negara Islam lain, Syiah diakui dan tidak mendapat penolakan.

Sikap yang tak tegas itu tentu akan membikin bingung masyarakat. Orang pun akan bertanya-tanya, kenapa Menteri Agama selalu merujuk pada pendapat MUI. Bukankah seharusnya ia bersikap atas nama pemerintah, bahkan negara ini? Pedoman yang seharusnya dipegang oleh Menteri Agama pun jelas, yakni konstitusi. Pada Pasal 29 Undang-Undang Dasar 1945 jelas dinyatakan bahwa negara menjamin kemerdekaan tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan beribadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya itu.

Kebebasan memeluk agama dan meyakini kepercayaan itu ditegaskan pula dalam Pasal 28-E dan 28-I UUD 1945. Bahkan dinyatakan bahwa beragama termasuk hak yang tidak bisa dikurangi dalam keadaan apa pun. 

Bukan hanya dalam soal konflik Syiah-Sunni, Suryadharma bersikap aneh. Sikap serupa ia perlihatkan dalam menghadapi kasus pelarangan beribadah jemaat Gereja Kristen Indonesia Yasmin di Bogor. Menteri Agama mengatakan pihaknya angkat tangan lantaran masalah ini lebih bersifat administratif, yakni menyangkut izin mendirikan bangunan. Ia malah menyarankan agar jemaat gereja ini mengalah. 

Suryadharma seharusnya memahami kisruh GKI Yasmin bukan lagi soal tidak adanya izin mendirikan gereja. Untuk soal ini, Mahkamah Agung dan Ombudsman RI sudah memutuskan bahwa IMB GKI Yasmin sah. Jadi masalahnya adalah adanya aksi sepihak dari umat lain yang tak menginginkan gereja tersebut berdiri di sana. Karena itu, penyelesaian kisruh yang telah berlangsung selama tiga tahun ini jelas menjadi tanggung jawab Suryadharma.

Sikap sekaligus pandangan Suryadharma yang cenderung bertentangan dengan konstitusi itu amat tak wajar. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mesti menegurnya, bahkan jika perlu mencopotnya, karena sikap itu hanya akan menghancurkan kerukunan umat beragama.

Sumber: 
http://www.tempo.co/read/opiniKT/2012/01/27/1751/Sikap-Berbahaya-Menteri-Agama

Kampanye Muslims for Life Sukses Besar di Amerika

Dalam Postingan sebelumnya (Muslims for Life”: Kampanye Islam untuk mengenang 11 September telah disinggung tentang kampanye damai oleh Muslim Amerika untuk memperingati peristiwa 11 September. Yang bertujuan mengumpulkan 10.000 liter darah. Yang hendak menunjukkan bahwa Islam sangat menghormati kehidupan, bukan mengambilnya tetapi memberikan “hidup”. disamping itu sebagai pesan Islam damai bahwa tidak semua Islam adalah teroris. Liputan berikut adalah tentang suksesnya kampanye Muslim for Life yang telah mencapai target.
muslim for life Kampanye Muslims for Life Sukses Besar di Amerika 

Suwanee.patch.com – “Sudah 120 tahun bagi Muslim Ahmadiyah vokal dalam menyuarakan bahwa Islam bukanlah pemicu terorisme.” Kata Naseem Mahdi, Wakil Presiden dan Kepala Utusan Ahmadiyah – organisasi muslim pertama yang menginjakkan kaki di Amerika Serikat.

“Kami berharap untuk memberikan pesan yang sangat kuat bahwa meskipun darah telah tertumpah sebanyak 3.000, pada peringatan ke 10 kami memberikan darah kami untuk menyelamatkan nyawa,” katanya dalam sebuah wawancara dengan Rosalind Bentley dari Atlanta Journal-Constitution mengenai Kampanye “Muslim fo life” yang diluncurkan bulan September tahun ini.

Tujuan dari kampanye ini adalah untuk menyampaikan pesan dari kesucian hidup dengan mengadakan donor darah di seluruh negara bagian dalam rangka memberikan karunia hidup setidaknya bagi 30.000 orang yang membutuhkan. Kehidupan sesuatu yang dianggap sakral dalam Islam, baik itu kehidupan manusia, hewan bahkan tanaman. Di satu sisi, Islam juga mengutuk penghilangan nyawa tak berdosa, dengan menyatakan membunuh sebagai hal yang bersalah layaknya sebagai pembunuhan seluruh umat manusia dan disisi lain menyebutkan bunuh diri sebagai suatu dosa.

Tahun lalu Jamaah Muslim Ahmadiyah telah melaksanakan dua kampanye yang sukses, Muslim fo Peace dan Muslim for Loyality. Muslims for Life adalah kelanjutan dari upaya yang bertepatan dengan peringatan ke-10 peristiwa 11 September. Meskipun menetapkan target ambisius -10.000 liter darah, bahkan dengan penyelenggara yang standar, tetapi respon dari publik Amerika telah menunjukkan bahwa kampanye ini telah mati di tempat dan upaya ini dibutuhkan terutama dari komunitas Muslim.

Hebatnya, panitia telah mampu – tidak hanya mencapai target seminggu sebelum akhir September melainkan juga telah melampaui penyediaan unit darah sampai 11.036. Masih ada beberapa donor darah yang tersisa, hasil lengkapnya akan di umumkan setelah mereka selesai.

Orang-orang dari masing-masing keyakinan, latar belakang ras, sosial dan etnis keluar untuk menunjukkan dukungan terhadap upaya ini, dan media juga telah banyak memberikan perhatian juga.Silahkan kunjungi situs kampanye ini www.muslimsforlife.org untuk melihat daftar lengkap mereka yang bermitra dengan Jamaah Ahmadiyah dalam upaya ini dan untuk melihat liputan media dari seluruh kota.

Mahdi memiliki kesempatan langkan dalam memperkenalkan kampanye ini kepada Presiden Barack Obama ketika ia bertemu dengannya saat buka bersama tahun ini di Gedung Putih, dimana Presiden menghargai ide ini.

Mereka yang menunjukkan dukungan dengan benar-benar menyumbangkan darah termasuk Anggota Kongres Wanita Sheila Jackson Lee (D-TX), Anggota Kongres Muslim Keith Ellison (D-MN), Anggota Kongres Tom Petri (R-WI) dan Anggota Kongres Jackie Speier (D-CA). Mereka merupakan diantara 16.000 anggota kongres, anggota Parlemen, Walikota dan Wakil Masyarakat lainnya yang diperkenalkan mengenai kampanye ini melalui surat.

“Saya merasa terhormat telah berpartisipasi dalam donor darah “Muslims for Life,” kata Ellison. “Hal tersebut adalah salah satu cara terbaik untuk mengingat, merenung, berdoa dan berterima kasih bagi para korban dan mengenali para pahlawan 11 September. Selamat bagi anda yang telah mengatur donor darah ini.”

Anggota Kongress Wanita Jackson Lee mengatakan, “Untuk semua orang yang bertanya-tanya bagaimana Muslim Amerika merespon terhadap serangan mengerikan 11 September, mereka hanya perlu melihat kampanye ini.”

“Saya bergabung dengan Komunitas Ahmadiyah dan Palang Merah Amerika untuk memberi penghormatan kepada 3000 warga Amerika yang kehilangan nyawa mereka 10 tahun lalu.” Kata Rep Speier. “Upaya dari komunitas Ahmadiyah memberikan darah untuk menghormati kehidupan yang hilang adalah pengutaraan yang sangat kuat.”

Jamaah Muslim Ahmadiyah, cabang Georgia juga mengambil bagian kampanye ini dan telah mampu memberikan kontribusi lebih dari 1200 liter darah.

“Donor Darah ini adalah aksi tindakan non kekerasan dalam menanggapi dan memperingati korban tak berdosa yang telah kehilangan nyawa mereka.” Kata Hazeem Pudhiapura, Presiden dari Cabang Georgia, kata Bentley dari AJC dalam sebuah wawancara. “Jadi kita memberikan darah untuk menyelamatkan nyawa”. ia menambahkan.

Dalam wawancara lain, Mr Pudhiapura menyampaikan pada Rick Badie dari AJC bahwa teroris Islam tidak saja membajak pesawat dan membunuh ribuan orang pada peristiwa 11 September 2011, mereka juga mencuri sesuatu yang lain juga. “Mereka juga telah membajak Islam dari arus muslim utama,” kata Pudhiapura.

“Kami ingin mengambil kembali dari terorisme ini dan mengembalikannya kepada mereka yang mempromosikan kesucian, perdamaian dan kesetiaan,” tambahnya.

Selebaran telah dibagikan di berbagai lokasi sepanjang September untuk menciptakan kesadaran publik disamping sebagai pengumumman layanan publik di media.Sebagian besar penduduk setempat menghargai kampanye ini, walaupun masih ada beberapa pandangan-pandangan skeptis yang tidak terbuka untuk gagasan tentang keterlibatan damai dari Komunitas Muslim.

Penggalangan darah berlangsung di Deactur Book Festival (Decatur), Town Center Mall (Marietta), Discover Mills Mall (Lawrenceville), Masjid
Baitul Baqi (Norcross), Hong Kong Shopping Plaza (Parking Lot) in Norcross, Dalton, Monsour center (Kennesaw), Pendergrass Flea Market untuk beberapa nama.

Red Cross dan Life South telah menunjukkan dukungan yang luar biasa untuk upaya ini karena negara kita rendah dalam dalam donor  darah sepanjang tahun. Kampanye ini diterima dengan sambutan hangat dari kedua lembaga.Semua orang selama satu bulan bisa menuju ke salah satu dari 17 pusat donor darah Palang Merah dan mendonorkan darah dalam kampanye ini dengan hanya menyebutkan kode untuk Muslims for Life.
Selain pelaksaanaan donor darah, Muslim Ahmadi juga menjadi sukarela di donor darah Palang Merah selama bulan ini termasuk mereka yang di Rumahsakit setempat, Georgia Tech, dan donor darah oleh Georgia State University.”

“Kami tersanjung oleh respon masyarakat dan inign menyampaikan rasa syukur kami yang mendalam kepada masyarakat Georgia yang mendapat pesan kami dan mendorokan darah sebagai warga Amerika tanpa memperdulikan ras, warna kulit atau agama. Ini adalah perasaan yang luar biasa bahwa kami dikelilingi oleh orang-orang baik,” kata Mrs Mahmooda Rehman, yang merupakan Presiden Badan Perempuan Komunitas Ahmadiyah cabang Georgia.
Jamaah Muslim Ahmadiyah yang menyandang motto “Cinta untuk semua, dan tidak kebencian untuk siapapun (Love For all hatred for none) berharap bahwa kampanye ini akan menjelaskan beberapa titik terang pada fakta bahwa Islam adalah untuk semua dan Promotor perdamaian. Mengutuk segala bentuk terorisme dan menciptakan gangguan apapun.
Sumber:

Kegiatan Donor Darah Ahmadiyah Inggris Mendapat Pujian dari Menteri

LONDON, February 2, 2012 /PRNewswire/ –
 
Jamaah Muslim Ahmadiyah memanfaatkan Masjid untuk menyelamatkan Kehidupan
Menteri bidang masyarakat Andrew Stunnell memuji layanan komunitas Muslim untuk kemanusiaan pada kesempatan peluncuran donor darah di Masjid tertua di London (Masjid Fazl, pent.)

Jamaah Muslim Ahmadiyah akan mengadakan donor darah sebagai bagian dari komitmen mereka untuk pelayanan pada negara. Acara ini diluncurkan pada kamis 2 februari 2012 di Masjid Fazl (juga dikenal sebagai Masjid London) Southfileds, Putney.

Andrew Stunnell, Parlementer dibawah Sekretaris Negara untuk Masyarakat dan pemerintah daerah mengatakan:
“Semua komunitas agama dalam ajaran mereka memiliki nilai-nilai belas kasih, kepeduliaan dan keadilan sosial. Salah satu cara yang pengikut mereka jalankan dalam praktek sehari-hari adalah dengan berbagi pada sesama. Jamaah Muslim Ahmadiyah telah lama bergerak dalam bidang pelayanan pada masyakarat lokal. Kegiatan Gerak Jalan Amal (Charity Walk) telah mengumpulkan lebih dari 1 juta pounds dan pekerjaan mereka dengan National Blood Service (NBC) telah berjalan selama dekade terakhir. Dengan lebih dari 1.200 unit darah dikumpulkan tahun lalu, target tahun ini adalah 2.000 unit. Hal ini sangat bernilai, inisiatif yang berguna untuk mendorong aksi sosial. Saya berharap kampanye anda selalu berhasil.”

“Jamaah Muslim Ahmadiyah – salah satu komunitas Muslim pertama di Britania – meyakini bahwa menyumbangkan darah dan menyelamatkan nyawa merupakan simbol kuat dari pertarungan mempertahankan kehidupan.
Para Anggota Ahmadiyah telah terlibat dalam penyumbangan darah ke bank darah, dan pusat-pusat donor darah telah didirikan di sejumlah Masjid di seluruh daerah, termasuk di masjid terbesar di Eropa Barat di Morden (Masjid Baitul Futuh) dan Masjid Ahmadiyah lainnya di Birmingham, London Timur, Manchester dan Glasgow.
Donor darah tersebut terbuka untuk semua dan juga bersifat umum untuk penduduk setempat.
Fahim Anwer, Presiden Ahmadiyya Muslim Youth Association mengatakan:

“Kami telah bekerja sama dengan National Blood Service dalam beberapa dekade terakhir, dan sejak 2003 sejumlah pusat kami telah jadikan permanen karena ada kekurangan donor Asia selatan.

Di London, Lokasi permanen kami adalah di Masjid Fazl di Putney, Baitul Futuh di Morden, dan Baitul Ahad di Newham. Di Midlands Masjid Darul Barakat adalah tempat permanen sedangkan di utara kami beroperasi di masjid Almahdi Bradford, Masjid Darul Aman di Manchester dan Masjid Baitur-Rahman Glasgow sebagai pusat donor darah. Lebih dari 15 sesi diselenggarakan sepanjang tahun sebagai dari upaya kami untuk menyelematkan nyawa manusia.

Sessi tersibuk adalah di London dimana Masjid Fazl kelebihan permintaan dan sedikitnya 40% pendonor adalah dari luar Jamaah Ahmadiyah. Kami bekerjasama dengan NBS untuk mendirikan Center, dan lebih lanjut pemuda kami mengambil bagian dalam sisi eksternal.

Menyumbangkan darah membantu menyelamatkan nyawa dalam hal ini itu merupakan tindakan iman. Pemberian darah merupakan simbol dari memberikan sumber kehidupan bagi kemananusiaan dan Muslim Ahmadiyah berkomitmen untuk pelayanan dan kepentingan umat manusia.

Melalui sumbangan amal kita, program penggalanan dana untuk amal dan program kerja komunitas Ahmadiyah, kami menunjukkan komitmen kami sebagai warga negara yang baik sesuai dengan prinsip kami love for all hatred for none. Sebagai komunitas, kami Berdedikasi untuk perdamaian dan berkontribusi terhadap kesejahteraan negara.” (KAJ)

Contact Basharat Nazir media@ahmadiyya.org.uk Tel +44-7703-483-384
Mahmood Rafiq Tel +44-7971-060-962
http://www.loveforallhatredfornone.org
http://www.alislam.org

Sumber: http://www.prnewswire.co.uk/cgi/news/release?id=347120
Note: Jika ada kalimat yang janggal silahkan bandingkan dengan redaksi aslinya.

Pameran Alquran Sukses Dilaksanakan di Inggris


Editor: Imran Jattala | 31 January 2012


Pameran Kitab suci kaum Muslimin, Al Quran-ul-Karim oleh Jama'ah Muslim Ahmadiyah (AMA) cabang Spen Valley disimpulkan berhasil. Pameran tersebut dilaksanakan di Kota Dewsbury Hall. Ketika itu para demonstran anti Ahmadiyah membagikan selebaran untuk menyangkal hak Ahmadiyah dalam melaksanakan pameran.
"Sebaris orang-orang mengadakan demonstrasi di sebuah pameran tentang Alquran, kitab suci umat Islam," ungkap sebuah surat kabar melaporkan pada hari Senin (30/1/2012).


Menurut beberapa bagian Pemberitaan Surat Kabar Dewsbury yang berjudul "kelompok Muslim memprotes para penyelenggara pameran Al-Qur'an", sebuah kelompok anti-Muslim Ahmadiyah menuduh penyelenggara (Jemaat Ahmadiyah) sebagai "pembajak identitas Muslim."


Acara, yang diselenggarakan oleh komunitas Muslim Ahmadiyah itu diadakan di Balai Kota Dewsbury pada hari Selasa (31/1/2012).


Tapi anggota Komite Aksi Muslim Kirklees, menurut Pemberitaan Dewsbury,mengatakan bahwa Jama'ah Muslim Ahmadiyah tidak punya hak untuk mengadakan sebuah pameran tentang Al-Qur'an karena mereka menuduh Ahmadiyah bukan Muslim.


Selanjutnya, menurut pemberitaan Dewsbury, Dr Abid Hussain yang berasal dari Komite Aksi Muslim Kirklees mengatakan mereka sangat keberatan dengan bahwa minoritas kecil (Ahmadiyah -red) memberitahu orang tentang Al-Qur'an padahal mereka bukan Islam
Sedangkan para anggota Jama'ah Ahmadiyah mengatakan bahwa mereka menganggap dirinya sebagai Muslim dan punya hak untuk mengadakan pameran.


Arif Ahmad, wakil ketua Jama'ah Muslim Ahmadiyah cabang Spen Valley di daerah Kirklees Utara mengatakan, menurut Reporter Dewsbury, "Ada perbedaan doktrinal antara kelompok yang berbeda tetapi kami percaya diri untuk menjadi Muslim."


"Kami percaya bahwa Al-Qur'an adalah kitab suci kami dan kami berharap untuk bisa menunjukkan kepada publik," lanjut Arif Ahmad.


Kaum Muslim Ahmadi awalnya merencanakan pameran Al-Quran di bulan Desember 2011 lalu, tetapi mereka terpaksa menundanya karena adanya teror dan ancaman kekerasan serta adanya saran polisi untuk menunda acara tersebut.


Kelompok Jama'ah Muslim Ahmadiyah Cabang Huddersfield telah mengadakan pameran di Huddersfield Town Hall Sabtu (28/1/2012) lalu, di mana para pengunjuk rasa dari Komite Aksi Islam juga hadir (melakukan demonstrasi), tetapi damai, demikian dilaporkan.Despite the reports of several threats made in December by some extremist factions, Dr Hussain this time claimed to Dewsbury Reporter that "his group’s members would have been equally peaceful at the Dewsbury event that was postponed in December."


Meskipun dilaporkan terdapat beberapa ancaman dari beberapa kelompok ekstremis yang terjadi pada bulan Desember 2011 lalu, menurut Dr Husain dari Reporter Dewsbury bahwa anggota kelompoknya akan mengadakan aksi damai yang sama di acara Dewsbury yang ditunda pada bulan Desember itu.


Terdapat pernyataan Reporter Dewsbury yang tidak akurat, "Pada tahun 1974 anggota sekte Ahmadiyah dinyatakan sebagai non-Muslim oleh Liga Dunia Muslim."
Dr Basharat Nazir, juru bicara nasional Jama'ah Ahmadiyah di Inggris mempersoalkan dari beberapa sudut dari pernyataan Reporter Dewsbury itu.
 "Apa tepatnya yang 'Dunia Liga Muslim' lakukan?" Dr Nazir bertanya tajam menggarisbawahi fakta bahwa tidak ada badan bereputasi internasional seperti itu yang dikenal sebagai "Dunia Liga Muslim" yang menyatakan Ahmadiyah non-Muslim pada tahun 1974.
Namun, selalu ada, kata Dr Nazir, "semacam rekomendasi lepas" oleh kelompok Muslim meminta sebuah "resolusi yang menyatakan kita sebagai non-Muslim." Tapi, kelompok-kelompok itu tidak terhitung sebagai aksi global 'Liga Muslim Dunia, " kata Dr Nazir.
Dewsbury Reporter lebih lanjut keliru menyatakan bahwa Ahmadiyah "tidak diakui sebagai Muslim dalam konstitusi beberapa negara." Dr Nazir kembali mempermasalahkan ketidak-akuratan pernyataan berita dalam kabar tersebut. Sebagai catatan, Dr Nazir mengingatkan, itu hanya satu negara, yakni Pakistan, yang melalui amandemen konstitusi menyatakan Ahmadiyah 'non-Muslim untuk tujuan hukum."


"Bagaimana mungkin satu negara seperti Pakistan [atau konstitusinya], secara matematis menambahkan hingga beberapa konstitusi di beberapa negara seperti yang telah ditulis Reporter Dewsbury," tanya Dr Nazir.


"Saya berpikir bahwa komentar dari para Imam Kirklees membuat semua Muslim terlihat tidak toleran dan mundur ke belakang," tulis Bilal, seorang pembaca Ahmadiyah Times. "Jika seseorang ingin mempromosikan Alquran secara indah, maka kita harus bahagia karena ada yang mempromosikan Alquran dan justru kita harus membantu mereka," tambahnya,
"Sebagai seorang Muslim, justru itu bisa memberi saya kesenangan yang besar untuk melihat Al-Qur'an dimuliakan dan saya tidak merasa terganggu oleh orang yang memuliakan itu," tulis Bilal.
Ada banyak orang yang berkomentar tentang adanya drama yang diciptakan oleh para ekstremis yang mencoba untuk menghentikan pameran Alquran yang dilakukan Jama'ah Muslim Ahmadiyah.


"Hanya orang yang fanatik saja yang membenci Al-Quran dan Islam dan akan menentang pameran yang justru memuliakan Qur'an," komentar salah seseorang di situs Ahmadiyah Times. []


Sumber: http://ahmadiyyatimes.blogspot.com/2012/01/uk-holy-quran-exhibition-at-dewsbury.html

Popular Posts

Tukeran Link

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Powerade Coupons